Berita Viral
Aksi Nekat Para Guru SMP Segel Ruangan Kepala Sekolah, Bermula dari Permasalahan Gaji
Aksi nekat seorang guru SMP di Nusa Tenggara Barat viral di media sosial. Para guru dan staf nekat menyegel ruang kepala sekolah mereka sendiri.
“Per harian dari Pemerintah Daerah (Pemda) sudah tidak ada lagi. Karena, kontrak sudah diputus untuk guru-guru. Jadi, honorer murni. Biayanya (digajinya) dari uang yang setiap siswa bayar Rp35.000 untuk guru honorer,” kata Lukas.
Uang tersebut, kata Lukas, khusus untuk para guru honorer, sehingga dirinya yang merupakan guru PPPK tidak menerima gaji dari uang komite.
“Karena, dari biaya komite ini harus murni ke guru yang berstatus honorer,” kata Lukas. Meski dikenakan biaya, terkadang pihak sekolah secara tersirat tidak memaksakan siswa untuk membayar. Hal ini mengingat kondisi ekonomi para orangtua siswa yang berbeda-beda.
Guru Bahasa Indonesia lainnya, Aryance Paulina Thake Kolo, mengaku setiap guru harus membeli buku referensi tambahan dari dana BOS untuk siswa.
“(Kalau ada tambahan belajar, guru) harus beli. Terkadang, buku referensinya disiapkan oleh guru, lalu mereka fotokopi,” kata Aryance.
Meski begitu, perempuan yang kini berstatus guru PPPK itu mengaku tak terpaksa menjadi guru karena merupakan panggilan jiwanya.
“Tidak terpaksa. Mungkin karena sudah profesi dan latar belakang pendidikan, panggilan jiwa. Latar belakang guru, kalau mengalami kesulitan, tetap jalankan tugas. Tetap percaya, suatu saat pasti ada kebaikan,” ucapnya.
Lain halnya dengan Frederikus Tnepu Bana (34) yang merupakan guru honorer pengajar Bahasa Inggris di SMP N Wini.
Frederikus sudah mengajar sebagai guru honorer selama 2 tahun. Lulusan Universitas Timor itu mengaku sempat telat menerima gaji selama enam bulan.
Ia mengatakan, gaji para guru honorer bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan uang komite dari siswa yang dipungut Rp35 ribu tiap bulan.
“Biasanya telat (dapat gaji). Kan 15 persen dari dana BOS dan beberapa persen dari komite. Kalau dana Bos kan bertahap. Kalau sudah cair, baru dibayar. Kalau enggak, kita nikmati saja,” ujar Frederikus.
Menurut Aryance, pungutan Rp35 ribu kepada para siswa yang salah satunya digunakan untuk menggaji guru honorer juga terkadang tak dipaksakan oleh pihak sekolah, mengingat kondisi ekonomi orang tua siswa yang berbeda-beda.
Ia tidak mengungkapkan secara rinci berapa nominal gaji yang diterima para guru honorer. Namun dia menyebut gaji untuk guru honorer berdasarkan lamanya mengajar di SMP Negeri Wini.
“(Yang diterima guru honorer) tergantung masa bakti. Ada yang Rp1 juta, ada yang Rp500.000,” kata Aryance.
Tak hanya telat menerima gaji, Frederikus mengaku harus membuat alat peraga karena sekolah tak memiliki laboratorium bahasa.
Viral Bocah di Brebes Hilang Diculik Wewe, Kapolsek Tonjong Beri Penjelasan |
![]() |
---|
Viral Video Menegangkan Konten Kreator Naik Pohon 4 Jam karena Dikejar Harimau |
![]() |
---|
Viral Kurir Paket Diancam dengan Golok Saat Antar Paket COD Senilai Rp 30 Ribu di Bekasi Utara |
![]() |
---|
Penampakan Papan Skor Stadion Wergu Wetan Kudus Viral, Ini Alasan Netizen Sebut Mirip Batu Nisan |
![]() |
---|
Sosok Nanik S Deyang Wakil Kepala BGN Menangis Minta Maaf Atas Kasus Keracunan MBG: Saya Seorang Ibu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.