Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Niat Puasa Qadha Ramadhan Digabung Puasa Rajab, Ini Hukum dan Tata Caranya

menggabungkan puasa Rajab dan puasa Qadha Ramadhan hukumnya adalah sah atau diperbolehkan, namun bacaan niatnya sedikit berbeda

|
Editor: muslimah
SPARTAN LIFE
Ilustrasi qodho puasa Ramadhan 

TRIBUNJATENG.COM - Mau puasa Rajab tapi utang puasa di bulan Ramadhan masih tersisa?

Tidak masalah karena kedua puasa bisa dilaksanakan berbarengan.

Berikut niat dan tata caranya.

Baca juga: Sambut Bulan Rajab, Kapan Mulai Puasa Rajab? Berikut Amalan dan Keutamaan Bulan Rajab

Melaksanakan puasa sunnah dibulan Rajab jadi salah satu amalan saleh yang dianjurkan bagi umat muslim, karena memiliki banyak keutamaan diantaranya mendapatkan syafaat, ridha hingga pahala dari Allah SWT.

Lantas bagaimana jika masih memiliki hutang puasa Ramadhan? apakah boleh digabung anatara puasa Rajab dengan Qadha Ramadhan?

Merujuk pada laman NU, menggabungkan puasa Rajab dan puasa Qadha Ramadhan hukumnya adalah sah atau diperbolehkan, namun bacaan niatnya sedikit berbeda.

Masih merujuk pada sumber yang sama, Syekh al-Barizi menjelaskan bahwa meskipun hanya niat melaksanakan puasa qadha Ramadhan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab juga bisa didapatkan.

Berikut ini adalah bacaan niat puasa Qadha Ramadhan dan puasa rajab lengkap tulisan latin sehingga mudah diamalkan umat muslim.

Niat puasa Qadha Ramadhan :

[Arab:]

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

[Latin:]

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa.

[Artinya:]

"Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Sunnah Rajab

[Arab:]

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى.

[Latin:]

Nawaitu shauma syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala.

[Artinya:]

"Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Ta'ala."

Hukum Melaksanakan Puasa Rajab Bersamaan Qadha Ramadhan

Tertulis dalam Kitab Fathul Mu'in beserta hasyiyahnya, I'natuth Thalibin, hukum melaksanakan puasa Rajab bersamaan dengan Qadha Ramadhan yakni sebagai berikut:

وبالتعيين فيه النفل أيضا فيصح ولو مؤقتا بنية مطلقة كما اعتمده غير واحد (وقوله ولو مؤقتا) غاية في صحة الصوم في النفل بنية مطلقة أي لا فرق في ذلك بين أن يكون مؤقتا كصوم الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا (قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى

[Artinya:]

"Dan dikecualikan dengan persyaratan ta'yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardhu, yaitu puasa sunnah, maka sah berpuasa sunah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama. Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak, maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura' dan hari-hari tanggal purnama.

Atau selain puasa sunah yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa dengan tanpa perintah imam, atau puasa sunnah mutlak. Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat puasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa. "

Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulama berpegangan dalam keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak.

Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab Al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Syarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan.

Selain itu, dalam Kitab Al-I'lab ditambahkan bahwa Syekh al-barizi berfatwa seseorang yang mengqadha puasa Ramadhan di hari-hari yang dianjurkan berpuasa mendapatkan pahala kedua puasa bahkan tanpa niat puasa sunnah. Hal yang sama berlaku jika puasa bertepatan pada puasa rutin di hari Arafah dan Kamis.

Demikian sajian informasi mengenai bacaan niat puasa Rajab besamaan dengan Qadha Ramadhan lengkap dalam tulisan Arab, Latin dan Artinya.

(TribunSumsel.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved