Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Perang Yaman

AS Kembali Gempur Yaman Sasar Pangkalan Udara Al-Dailami, Houthi : AS Teroris!

Krisis Timur Tengah semakin memanas setelah sekutu Israel, Amerika Serikat dan Inggris menyerang Yaman.

Tangkapan layar Twitter
Rudal AS menyerang sasaran di Yaman terkait dengan Milisi Houthi. Serangan yang dipimpin Amerika Serikat ini terjadi sebagai respons terhadap lebih dari dua lusin serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial menuju Israel di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai. 

TRIBUNJATENG.COM -- Krisis Timur Tengah semakin memanas setelah sekutu Israel, Amerika Serikat dan Inggris menyerang Yaman.

Setelah berhasil menewaskan kurang lebih 5 korban jiwan, AS dan Inggris kembali menyerang Yaman dengan sasaran Pangkalan Udara Al Dailami.

Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali menyerang Yaman pada akhir pekan ini.

Serangan AS pada Sabtu (13/1/2024) ini menargetkan stasiun radar dan pangkalan militer di ibu kota Yaman, Sanaa.

Direktur kantor berita Al-Mayadeen di Yaman mengonfirmasi serangan udara atau serangan rudal menargetkan pangkalan Al-Dailami dekat Bandara Internasional Sanaa, utara ibu kota, saat fajar pada Sabtu.

Mengenai serangan pada hari Sabtu, Reuters melaporkan pernyataan dari Komando Pusat AS.

"USS Carney menggunakan rudal Tomahawk "untuk menurunkan kemampuan Houthi [Ansarallah] dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial."

Pasukan AS juga menyerang lokasi radar di Yaman pada Sabtu pagi.

Komando Pusat AS menyatakan serangan itu juga dilakukan USS Carney dengan menggunakan rudal.

Pakar urusan militer Yaman, Brigadir Jenderal Yaman Abed al-Thawr, juga berkomentar kalau "Pesawat Amerika telah terbang sejak kemarin malam di wilayah udara Sanaa dan di seluruh Yaman, termasuk pesawat pengintai AWACS,".

Dia  menekankan kalau Yaman telah (bersiap) menerima agresi tersebut sejak awal.

"Penyerbuan Amerika tidak efektif. Penyerbuan tersebut didasarkan pada informasi yang sudah ketinggalan zaman," katanya.

Houthi: AS Teroris!

Menanggapi tindakan AS, Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Ansarallah, menyatakan, AS melakukan aksi teroris. 

"Serangan Anda terhadap Yaman adalah terorisme… Amerika Serikat adalah Iblis," katanya.

“Kami tidak menyerang pantai Amerika, kami juga tidak bergerak di kepulauan Amerika, kami juga tidak menyerang mereka. Serangan Anda terhadap negara kami adalah terorisme,” kata Houthi.

Serangan akhir pekan ini menyusul serangan larut malam yang dilakukan Washington dan London di Yaman pada Kamis malam.

Bombardemen AS-Inggris itu menargetkan beberapa wilayah di negara itu, termasuk ibu kota, Sanaa, dan provinsi Hodeidah, Saada, Taiz, dan Hajjah, menurut outlet berita lokal Saba.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa serangan tersebut merupakan “respons langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah.”

“Sejumlah besar” drone dan rudal Yaman menargetkan sebuah kapal AS pada Rabu, yang pada gilirannya terjadi sebagai respons terhadap tenggelamnya tiga kapal angkatan laut Yaman oleh Washington dan pembunuhan sepuluh perwira angkatan laut Yaman pada tanggal 31 Desember.

Konflik ini dimulai setelah pasukan Yaman yang dipimpin Ansarallah mulai menargetkan kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai perlawanan dan respons terhadap bombardemen Israel ke Gaza.

Agresi Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, dan banyak yang menganggapnya sebagai genosida.

Meskipun banyak pemerintah regional, termasuk Turki dan Arab Saudi, yang secara lisan mengutuk tindakan Israel, Ansarallah Yaman dan Hizbullah Lebanon sejauh ini adalah satu-satunya kelompok atau pemerintah yang berupaya melakukan intervensi militer untuk menghentikan agresi  Israel di Gaza.

2 Pasukan AL Amerika Hilang

Di hari Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyerang Yaman untuk menargetkan Houthi, Jumat (12/1/2024), Komando Pusat AS (CENTCOM) merilis pengumuman hilangnya dua anggota Angkatan Laut (AL) mereka.

Menurut CENTCOM, dua anggota AL AS itu hilang di lepas pantai Somalia.

Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang berlangsung, menurut pernyataan tersebut.

Dikutip dari Reuters, CENTCOM tidak memberikan informasi lebih detail mengenai identitas atau kapal yang ditumpangi dua anggota AL AS itu.

CENTCOM hanya mengatakan mereka tergabung di Armada ke-5 AS.

Berikut pernyataan lengkap CENTCOM:

Pada malam tanggal 11 Januari, dua Pelaut AL AS dilaporkan hilang di laut saat melakukan operasi di lepas pantai Somalia.

Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang berlangsung untuk menemukan keduanya.

Untuk tujuan keamanan operasional, kami tidak akan merilis informasi tambahan hingga operasi selesai.

Untuk menghormati keluarga korban, kami tidak akan merilis informasi lebih lanjut mengenai personel yang hilang saat ini.

Dua anggota AL itu tergabung dalam Armada ke-5 AS (C5F) yang mendukung berbagai misi.

Baca juga: Konflik di Gaza Merembet, Sekutu Israel Serang Yaman, Targetkan Houthi

Diketahui, AS menerjunkan lebih banyak kapal di Laut Merah dan Teluk Aden selama dua bulan belakangan, menyusul serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel, sejak 17 Oktober 2023.

Sementara itu, pada Sabtu (13/1/2024) pagi, militer AS kembali menyerang situs Houthi di Yaman, kata dua pejabat Amerika.

Jurnalis AP di Sanaa, ibu kota Yaman, mendengar satu ledakan keras.

AS sebelumnya telah menyerang situs-situs Houthi pada Jumat, dimana jumlah situs yang diserang mencapai lebih dari 60 sasaran di 28 lokasi.

Namun, AS menetapkan lokasi tambahan, yaitu situs radar, yang masih menimbulkan ancaman terhadap lalu lintas maritim, ungkap seorang pejabat.

Para pejabat itu berbicara secara anonim kepada AP untuk membahas operasi yang belum diumumkan.

Presiden AS, Joe Biden, sendiri telah memperingatkan bahwa Houthi bisa menghadapi serangan lebih lanjut.

Peringatan itu muncul ketika kelompok Houthi di Yaman bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan AS, yang semakin meningkatkan kemungkinan konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza.

Pejabat AS: Serangan Ini untuk Melumpuhkan Houthi

Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, mengatakan serangan di Yaman dilakukan oleh pesawat, kapal, dan kapal selam.

Ia juga mengatakan, serangan itu dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan militer Houthi dan bukan hanya bersifat simbolis.

"Tujuan serangan ini sangat jelas sejak awal, yaitu untuk menghilangkan kemampuan Houthi dalam menargetkan kapal maritim, baik kapal komersial maupun militer," urai seorang pejabat senior militer AS lainnya.

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, menentang seruan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan komunitas internasional untuk menghentikan serangan terhadap rute pelayaran Laut Merah pada kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel.

AS sendiri sebelumnya sudah mengeluarkan peringatakan mengenai konsekuensinya jika Houthi tidak bersedia mundur dari Laut Merah.

Houthi mengatakan serangan mereka adalah untuk mendukung Hamas usai Israel terus membombardir Gaza tanpa henti.

Kelompok Yaman itu bersumpah akan menyerang kapal-kapal yang terkait atau menuju Israel.

Sementara itu, Militer AS mengklaim, Houthi menembakkan rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden, Kamis (11/1/2024).

Serangan itu, menurut militer AS, menjadi yang ke-27 sejak 19 November 2023.

Serangan di Yaman pada Jumat, terjadi hanya beberapa hari setelah serangan terbesar Houthi yang memaksa pasukan AL AS dan Inggris menembak jatuh 21 drone, serta rudal Houthi yang ditembakkan ke arah selatan Laut Merah.

Militer AS menggambarkannya sebagai serangan yang kompleks.

Biden, dalam pernyataannya, mengatakan Houthi secara langsung menargetkan kapal-kapal Amerika.

Para tokoh Partai Republik di Kongres menyambut baik langkah tersebut, namun menyebutnya sudah terlambat.

Sementara, beberapa anggota Partai Demokrat yang mendukung Biden, khawatir AS dapat terlibat dalam perang yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Disebut Houthi Iblis, AS Kembali Gempur Yaman, Rudal Tomahawk Hajar Pangkalan Udara Al-Dailami

Baca juga: Polresta Cilacap Berhasil Cegah Dua Geng Motor yang Hendak Tawuran, Sejumlah Sajam Diamankan

Baca juga: CERITA Walijo, Tanah dan Rumahnya 2 x Kena Proyek Tol Bawen-Yogya, Senang - Nelangsa Campur Aduk

Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Karna Ko Sa Rasa Nyaman

Baca juga: Kabar Indra Bekti Terbaru, Paska Rujuk dengan Aldila Jelita akan Fokus untuk Anak-anaknya

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved