Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

MEMANAS! Luhut Tantang Balik Cak Imin Adu Data Soal Hilirisasi Ugal-ugalan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan kesiapannya menghadapi tantangan Muhaimin Iskandar.

TRIBUNNEWS
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menghadapi tantangan serius dari calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar. Tantangan ini berkaitan dengan hilirisasi ugal-ugalan yang menjadi sorotan. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan kesiapannya menghadapi tantangan dari calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang ingin beradu data mengenai hilirisasi ugal-ugalan.

Menko Luhut secara tegas mengajak Cak Imin untuk menghubunginya sebagai langkah tindak lanjut atas tantangan tersebut. Selain itu, ia memberikan peringatan kepada Cak Imin untuk tidak terburu-buru menilai hilirisasi tersebut sebagai sesuatu yang negatif.

"Jangan cepat berburuk sangka atau tidak mengerti latar belakangnya, serta memberikan komentar negatif seperti ugal-ugalan. Jika Muhaimin ingin bertemu, dia punya nomor telepon saya. Hubungi saja, kapanpun. Silakan pergi ke sana," tegas Luhut di Kantor Kemenko Marves pada Jumat (26/1/2024).

Menteri Luhut juga menekankan bahwa masyarakat di kawasan industri Weda Bay, Morowali, sebenarnya mendukung lingkungannya sebagai bagian dari upaya hilirisasi sumber daya alam Indonesia.

"Paling banyak komentar yang saya lihat dari Morowali, mereka mengatakan bahwa mereka menikmati manfaat dari downstream ini," ungkapnya dengan yakin.

Sebelumnya, dalam kampanye di Tulungagung, Jawa Timur, Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 1, menyatakan kesiapannya beradu data dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait hilirisasi pemerintah yang dianggap ugal-ugalan.

Muhaimin menegaskan bahwa ada perlu bukti bahwa pendapatan negara dari pertambangan, baik secara langsung maupun melalui hilirisasi, jauh lebih kecil dibandingkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan. Ia juga memberikan contoh dari Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Selatan, di mana keuntungan besar dari tambang tidak dinikmati oleh masyarakat setempat.

"Kita perlu cek, apakah rakyat benar-benar menikmati hasil tambang di Sulteng dan Kalsel. Saya siap jika ingin mengecek langsung bersama Luhut, untuk melihat secara langsung dampak positif dan negatifnya," tambahnya.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved