Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Jokowi Klaim Kabinet saat Ini Masih Sangat Solid

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpinnya sekarang ini masih sangat solid.

Editor: m nur huda
ISTIMEWA/Dok Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpinnya sekarang ini masih sangat solid. 

 

TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpinnya sekarang ini masih sangat solid.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat merespon mundurnya Mahfud Md dari kursi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

"Sangat solid," kata Jokowi RSUP Tegalyoso, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (31/1).

Terkait mundurnya Mahfud Md dari Kabinet, Presiden Jokowi mengaku sangat menghargainya. Apalagi, keputusan mundur merupakan hak yang dimiliki Mahfud Md sebagai Menteri.

"Itu hak, saya sangat menghargai," ucap Jokowi.

Meskipun demikian, Presiden mengaku belum mendapatkan laporan resmi mengenai mundurnya Mahfud dari Kabinet Indonesia Maju (KIM).

"Sampai detik ini saya belum mendapatkan laporan," jelasnya.

Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menilai, ada masalah kepatutan yang dilakukan Mahfud Md tersebut.

Sebab, Mahfud MD adalah Menko Presiden Jokowi, tapi beberapa kali berkata atau bersikap oposisi. Misalnya, mengatakan food estate gagal.

"Padahal kantor Menko memimpin pembahasan kelembagaan yang terkait food estate. Bahkan Menko menyurati Mensesneg terkait hal ini. Jadi dia paham, Food Estate bukan gagal, tapi memang anggarannya belum turun," kata Drajad Wibowo, Rabu.

Drajad juga menilai, bahwa menteri adalah pembantu Presiden. Sehingga, jika dia mengambil sikap oposisi, pada saat itu seharusnya mundur.

"Dengan pemikiran ini, saya justru melihat Mahfud MD terlambat mundur," sambung dia.

Sementara itu, Drajad mempertanyakan apakah setelah mundur Mahfud bebas berbicara apa saja?

Menurut dia, secara legal, ada informasi yang dibatasi oleh Pasal 17 UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Selain itu ada kerahasiaan jabatan.

"Jadi dia lebih bebas bicara, tapi tetap ada koridor hukum dan kepatutan yang harus dijaga," jelasnya.

Adapun Calon wakil presiden (cawapres) 03 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mempertanyakan kesolidan menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan itu ia sampaikan usai ditanya tentang isu Mahfud MD yang hendak mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.

"Tapi ini tentu harus jadi perhatian kita semua untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini artinya kesolidan dipertanyakan," ujar Cak Imin usai menghadiri acara Majelis Sholawat Nariyah dan Deklarasi Ulama di Pondok Pesantren Gunung Sari, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.

Ketika ditanya soal kondisi kabinet yang tengah goyang di masa pemilu dan juga kabar soal dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang saat ini masih di kabinet ia mengaku tak tahu apa-apa.

"Saya enggak pernah dengar belum pernah dengar," jelasnya.

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud berharap calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD bersuara lebih lantang usai mundur dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).

Saat Mahfud menjadi Menko Polhukam, ada koridor-koridor tertentu yang membuat eks Ketua MK itu masih menahan diri. 

"Nah kita berharap dengan sekarang beliau mungkin sebentar lagi secara resmi tidak akan lagi menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi, beliau akan lebih leluasa bergerak dan menyuarakan," kata Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (31/1).

Dia menjelaskan, maksud dari suara yang lebih lantang yakni menyuarakan terjadinya kekerasan-kekerasan pada Pemilu 2024.

Suara-suara akan adanya kekerasan dan intimidasi itu dikatakan Karaniya menjadi terang benderang ketika Mahfud bebas bergerak menjadi cawapres.

"Bagaimana hal-hal yang sudah lama tidak kita lihat di zaman Indonesia reformasi ini lalu kita saksikan kembali. Kita kembali menyaksikan apa yang dulu kita lihat pada masa orba (orde baru)," ujar Karaniya.

Mundurnya Mahfud dari Menkopolhukam, dikatakan Karanita, juga untuk mengkritik karena kekuasaan saat ini dipakai untuk mendukung pasangan calon (paslon) tertentu.

"Waktu di Semarang saya kebetulan mendampingi Prof Mahfud. Waktu itu disampaikan secara langsung oleh beliau bahwa 'Ini merupakan kritik moral, protes moral terhadap apa yang kita lihat dari hari ke hari, betapa kekuasaan aparat dan fasilitas negara disalahgunakan secara sangat terbuka, sangat telanjang, sangat terang benderang, untuk mendukung Paslon tertentu. Itu yang mendorong Prof Mahfud untuk kemudian sampai ke titik ini," pungkas dia (Tribun Network/ Yuda/tribun jateng cetak).

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved