Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sebelum Tawuran, Pelaku Intai Polisi lalu Kirim Kode ke Kelompoknya: Angin Lagi Kencang

Dua dari 20 pelaku ini adalah pembuat bom molotov yang hendak mereka gunakan untuk tawuran antar kelompok.

YOUTUBE
Ilustrasi tawuran 

Menurut hasil interogasi, para pelaku sudah membuat janji hendak tawuran antar kelompok yang melibatkan Amsterdam, Naga Bonar, dan Bisma.

“Nah, dari admin ini kami lakukan penangkapan terhadap teman-temannya yang terlibat untuk tawuran,” ujar Lilipaly.

“Akun Amsterdam itu, hasil penyelidikan kami, berada di daerah Bintara, Bekasi. Sedangkan Bisma dan Naga Bonar itu berada di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Timur, dalam hal ini, Duren Sawit dan Cakung,” tambahnya.

Bikin bom molotov dan beli senjata

Dua dari 20 pelaku adalah pembuat bom molotov. Keduanya berusia 14 tahun dan 15 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

 Mereka tidak diajari oleh orang lain untuk membuat bom molotov. Keduanya hanya bermodalkan tayangan YouTube dan bertanya kepada teman.

“Mereka belajar otodidak, mereka hanya melihat dan mengetahui informasi-informasi yang diperoleh dari media sosial. Jadi, mereka buat lalu kasih orang lain untuk digunakan pada saat tawuran,” ungkap Lilipaly.

Para pelaku mendapatkan celurit dan barang-barang lain untuk digunakan pada saat tawuran dengan membeli kepada orang lain.

Harga celurit yang ditawarkan bervariasi, tergantung besarnya ukuran senjata tajam.

“Ada yang Rp 500.000, ada yang Rp 700.000, ada yang Rp 300.000. Jadi, tergantung panjangnya,” ujar Lilipaly.

“Mereka membeli celurit ini. Jadi, urunan mereka, iuran dari uang-uang yang diberikan oleh orangtuanya, mereka simpan untuk membeli celurit atau alat untuk melakukan tawuran,” kata dia melanjutkan.

Tawuran ajang validasi

Terdapat pengakuan berbeda-beda dari masing-masing pelaku setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap mereka.

Ada yang hanya ikut-ikutan, terpaksa karena diajak teman, dan ada juga yang ingin menunjukkan eksistensinya sebagai anak menjelang usia dewasa serta ingin diakui oleh lingkungannya.

“Tapi, pada intinya, anak-anak remaja ini akan minum minuman keras campuran untuk (agar) berani melakukan tawuran,” ujar Lilipaly.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved