Berita Tegal
Puluhan Rumah di Desa Kajen Tegal Terdampak Tanah Bergerak, Warga Berharap Direlokasi ke Tempat Aman
Puluhan rumah warga di Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terdampak bencana alam tanah bergerak.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Puluhan rumah warga di Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terdampak bencana alam tanah bergerak yang terjadi karena intensitas hujan tinggi beberapa waktu terakhir.
Akibat tanah bergerak tersebut, selain puluhan rumah warga yang terdampak mengalami kerusakan seperti tembok retak, terbelah, ambruk, ambles, ada juga jalan yang sampai terbelah karena tanah yang terus mengalami pergerakan.
Tribunjateng.com pada Senin (12/2/2024), memantau langsung ke dua rumah warga yang paling parah kondisinya karena rumah nyaris ambruk dan bagian depan terbelah, bahkan pemilik rumah harus direlokasi karena tidak memungkinkan untuk ditinggali karena berisiko.
Baca juga: Huntara Warga Terdampak Tanah Bergerak Diresmikan, Ini Kontribusi Kilang Cilacap
Warga Desa Kajen yang terdampak, Nur Khamim, mengungkapkan bahwa peristiwa bencana tanah bergerak bukan kali pertama terjadi melainkan sudah beberapa kali terutama ketika intensitas hujan tinggi.
Bahkan pada tahun 2022 lalu ada lima rumah warga yang direlokasi, kemudian tahun selanjutnya ada tiga rumah direlokasi, dan peristiwa yang belum lama ini terjadi tepatnya pada 4 Februari 2024 hujan sangat deras menyebabkan banjir besar di aliran sungai yang berada di dekat pemukiman warga.
Bahkan Khamim menyebut arus air yang sangat besar, membuat tanah perlahan seperti ditarik ke arah sungai dan selanjutnya membuat rumah-rumah warga yang tidak jauh langsung mengalami keretakan.

Dari sekian rumah, ada dua rumah yang kondisinya paling parah dan nyaris ambruk.
"Kalau jumlah keseluruhan yang mengalami kerusakan ya puluhan rumah, tapi yang mengalami kerusakan parah dan membahayakan ada dua rumah. Tapi sejauh ini pemerintah daerah belum turun langsung untuk mengecek atau memberi bantuan.
Sehingga kami mengharap bantuan dari pemerintah, mudah-mudahan ada pertolongan untuk kami karena sangat membutuhkan," ungkap Khamim, pada Tribunjateng.com.
Menurut Khamim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal sebelum tanggal 4 Februari melakukan pengecekan ke lokasi, namun setelah tanggal 4 atau pada saat terjadi tanah bergerak sampai sekarang ini belum datang lagi ke lokasi untuk pengecekan atau upaya lainnya.
Meskipun kondisi rumah mengalami keretakan, tapi Khamim dan beberapa warga yang lain memilih untuk tetap tinggal dan tidak mengungsi ke tempat lebih aman karena tidak ada pilihan atau tujuan kemana.
Sehingga setiap harinya, terutama ketika hujan deras warga merasa was-was, khawatir tanah akan kembali ambles atau bergerak dan kerusakan semakin parah.
Untuk yang terdampak yakni di RT 02, RT 03 dan RT 04, RW 09, Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
"Jujur saat ini kalau terjadi hujan deras atau curah hujan tinggi, kami sangat khawatir, was-was, sampai tidak bisa tidur karena takut rumah ambruk," ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Kajen yang terdampak lainnya, Kholifah, mengaku lebih berharap agar direlokasi dari pada rumahnya direnovasi.
Hal itu, karena Kholifah menilai jika rumahnya direnovasi atau direhab sama saja percuma mengingat kondisi tanah yang terus bergerak.
Sehingga alih-alih mengeluarkan uang untuk renovasi atau bantuan untuk rehab rumah, maka Kholifah lebih menginginkan direlokasi saja ke tempat yang lebih aman.
"Harapan saya sebagai warga yang terdampak tanah bergerak, ya inginnya direlokasi saja ke tempat yang lebih aman. Sebelumnya sudah pernah retak tapi tidak separah saat ini. Kalau di rumah saya yang kena di bagian dapur, atap sudah mulai miring dan kalau hujan merembes masuk ke dalam semua. Takutnya ambruk, sehingga saya penginnya direlokasi saja," harap Kholifah.
Terpisah ditemui di Balai Desa, Kepala Desa Kajen Lebaksiu Kabupaten Tegal, M Khalimi, mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya seperti pembongkaran rumah yang kondisinya sudah parah agar semisal hujan atau tanah bergerak lagi tidak sampai tertimpa reruntuhan dan selamat.
Sehingga pada kesempatan itu, Khalimi memohon kepada pemerintah daerah, provinsi maupun pusat agar segera menindaklanjuti dan memberikan bantuan penanganan karena kondisi tersebut sudah lama dialami warga.
"Jumlah rumah yang mengalami kerusakan imbas tanah bergerak kurang lebih sekitar 25-30an rumah. Kondisinya retak, dan tanahnya terus bergeser ke arah timur atau mendekati sungai. Sehingga setiap kali musim hujan dan banjir, pasti retakan tanahnya bertambah parah. Bahkan ada makam juga yang terkena imbas, sampai dilakukan pemindahan jenazah karena sudah tergerus banjir," jelas Khalimi.
Baca juga: 24 KK Korban Tanah Bergerak Resmi Memakai Hunian Sementara di Cilacap
Dikatakan Khalimi, sudah ada tiga rumah warga yang direlokasi dan sepertinya melihat kondisi sekarang ini akan bertambah lagi.
Sehingga, Khalimi kembali memohon agar pemerintah pusat, provinsi maupun daerah bisa memperhatikan nasib warganya yang terdampak tanah bergerak.
"Tolong kepada pemerintah pusat, provinsi maupun daerah bisa memperhatikan nasib warga saya yang terdampak tanah bergerak. Ya bisa segera dibantu rehab atau bantuan lainnya, agar warga saya setiap hujan, banjir tidak merasa takut, was-was dan gemetar takut rumahnya ambruk atau ambles," pungkasnya. (dta)
Produk UMKM Warga Pesurunganlor Terpasarkan di Sentra Pemasaran GTRA Kota Tegal |
![]() |
---|
Profil Singkat Bripka Aditya Wibosono, Sosok Pak Bhabin yang Peduli Lansia di Tegal |
![]() |
---|
Edukasi Literasi Keuangan, BTN Kenalkan Mobile Banking Bale |
![]() |
---|
Pemkot Tegal Beri Stimulus Wajib Pajak: PBB 2025 Tidak Naik dan Beri Diskon 8 Persen di HUT RI |
![]() |
---|
Tari Hamukti Wira Gendowor Pelajar SMA Tegal Pukau Pengunjung Malioboro Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.