Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Rutin Menggenangi Bandarharjo, Warga Semarang Jengkel Soal Sistem Pembuangan Air

Setiap tahun, warga di kawasan Bandarharjo, Semarang Utara, dihantui oleh banjir yang kembali menggenangi permukiman mereka.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Iwan Arifianto
Warga saat melintasi banjir di kawasan permukiman RW 1 Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang, Kamis (14/3/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir yang kerap menggenangi kawasan permukiman RW 1 Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang telah menjadi peristiwa tahunan yang mengganggu warga setempat.

Setiap tahun, kawasan ini diserbu oleh banjir sebanyak 2-3 kali, menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi penduduk setempat. Menurut para warga, penyebab utama dari banjir ini adalah sistem pembuangan air yang tidak memadai.

"Saluran air di sekitar kawasan ini sangat buruk, bahkan tidak ada saluran irigasi yang memadai. Kami berharap pemerintah dapat memperbaiki saluran air di sepanjang arteri kiri agar air dari permukiman ini dapat dialirkan dengan baik ke Kali Semarang. Dengan begitu, kami berharap banjir bisa diminimalisir," ungkap Restu Nikmat (44), Ketua RT 9 RW 1 Bandarharjo.

lihat fotoPara warga Bandarharjo  saat melintasi banjir. Kawasan itu sudah alami banjir puluhan tahun. Sebelum pemilu ramai disambangi Caleg saat banjir hanya air yang datang, Semarang Utara, Kota Semarang,  Kamis (14/3/2024). 
Para warga Bandarharjo  saat melintasi banjir. Kawasan itu sudah alami banjir puluhan tahun. Sebelum pemilu ramai disambangi Caleg saat banjir hanya air yang datang, Semarang Utara, Kota Semarang,  Kamis (14/3/2024). 

Masalah banjir di kawasan Bandarharjo bukanlah hal baru, sudah terjadi sejak tahun 90-an. Namun, kondisinya semakin parah sejak adanya reklamasi laut untuk kawasan Industri Cipta.

"Banjir tahun ini bahkan mencapai ketinggian 70 sentimeter hingga 1 meter. Kami merasa kecewa karena pemerintah kota belum memberikan bantuan yang memadai untuk mengatasi masalah ini," tambah Restu.

Sementara itu, Junaidi, seorang warga RT 9 RW 1, menyebutkan bahwa banjir telah menggenangi sembilan RT di kawasan tersebut, dengan kondisi paling parah terjadi di RT 1 dan RT 8.

Para warga Bandarharjo RW 1 merasa sangat terganggu dengan kejadian banjir yang rutin terjadi di kawasan mereka. Banjir kerap melanda saat musim hujan dan rob, dengan frekuensi mencapai 2-3 kali setiap tahunnya.

Kondisi ini disebabkan oleh buruknya sistem drainase di kampung tersebut. Joko Kuswito (43), seorang warga RT 5 RW 1, menyatakan kejengkelannya terhadap situasi ini.

"Warga sudah tidak tahan dengan banjir yang selalu menghampiri kampung kami setiap tahun tanpa ada solusi yang nyata. Kabar akan direlokasinya kampung kami membuat saya pribadi merasa senang. Ini mungkin menjadi langkah terbaik agar kami bisa terhindar dari bencana banjir yang rutin mengganggu," ungkapnya.

Baca juga: Penyebab Semarang Dikepung Banjir, Ternyata Curah Hujan Naik Hampir 7 Kali Lipat Dari Normal

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved