Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Berkah Ramadan, Produk UMKM Asli Kab Tegal Snack Djintoel Chips Laris Omzet Sampai Rp 50 Juta

Momen Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi beberapa orang tak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), karena produk buatannya laris

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI -  Berikut ini video Berkah Ramadan, Produk UMKM Asli Kab Tegal Snack Djintoel Chips Laris Omzet Sampai Rp 50 Juta

Momen Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi beberapa orang tak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), karena produk buatannya laris manis di pasaran bahkan mengalami kenaikan omzet yang cukup menjanjikan.

Satu diantaranya, Akhdan Taufiq yang merupakan owner dari Djintoel Chips Snack Khas Tegal. 

Adapun Djintoel Chips Snack ini, merupakan produk UMKM Binaan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Tegal serta Bank Indonesia Tegal. 

Ditemui saat sedang berada di outlet sekaligus rumah produksi yang beralamat di Desa Balapulang Wetan, RT 4/RW 8, nomor 2, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Akhdan mengaku setiap momen Ramadan produk Djintoel miliknya selalu laris manis dan mengalami peningkatan pemesanan. 

Baik pemesanan dari mitra bisnis seperti reseller, agen, distributor maupun pesanan pribadi atau perorangan dan instansi. 

Terlebih Akhdan juga menyediakan Djintoel dalam kemasan hampers (bingkisan) yang diberi wadah tas jinjing unik, ada juga kemasan kardus yang berisi 8 pcs Djintoel, dan lain-lain. 

"Alhamdulillah untuk awal Ramadan 1445 H/2024 ini kami sudah merasakan peningkatan yang cukup signifikan. Perbandingannya, jika pada awal bulan biasa pesanan sekitar 100 sampai 1.000 pcs Djintoel, sedangkan awal Ramadan ini pemesanan sudah masuk angka 2.000 pcs lebih Djintoel, dan diperkirakan akan terus meningkat karena biasanya H-1 minggu lebaran pesanan juga banyak yang masuk," ungkap Akhdan, pada Tribunjateng.com, Selasa (19/3/2024). 

Mengingat mitra bisnis Djintoel ini sudah menyebar bahkan hampir di seluruh Indonesia, maka untuk distribusi tidak hanya di lokal Kabupaten Tegal dan sekitarnya saja, melainkan sudah sampai Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bangka Belitung, dan wilayah luar Jawa lainnya. 

Bahkan pemasaran produk Djintoel juga sudah sampai ke luar negeri yakni Qatar. 

Sedangkan untuk negara lainnya seperti Korea Selatan dan Jepang. 

Tapi untuk dua negara tersebut bukan pemasaran secara langsung melainkan semisal untuk oleh-oleh kerabat yang tinggal disana. 

Untuk varian rasa Djintoel, dikatakan Akhdan sekarang ini ada delapan jenis yaitu jagung bakar, cokelat, ayam geprek, balado, pedas asin, keju, barbeque, dan original. 

Dari delapan varian rasa Djintoel tersebut yang menjadi best seller atau paling banyak diminta yaitu rasa pedas asin, original, cokelat dan jagung bakar. 

"Harga jual mulai Rp 17 ribu sampai Rp 20 ribu per pcs bergantung wilayah nya ada dimana. Sedangkan untuk harga di market place sendiri Rp 17 ribu per pcs. Sementara untuk satu pcs Djintoel memiliki berat 100 gram, dan untuk semua varian harganya sama," ujar Akhdan. 

Penjualan setiap momen Ramadan dari tahun ke tahun, dikatakan Akhdan selalu mengalami peningkatan baik pesanan dari mitra bisnis, perseorangan, maupun instansi. 

Peningkatannya kisaran 50-70 persen per tahunnya di momen ramadan. 

Menurut pria berusia 30 tahun ini, biasanya pemesanan mulai ramai sejak awal Ramadan sampai mendekati lebaran. 

Sehingga Akhdan menyebut, sebagai pelaku UMKM dirinya merasa bersyukur karena setiap momen Ramadan dari sisi bisnis ada dampak positif nya. 

"Kalau membahas omzet hari biasa sekitar Rp 10 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Sedangkan saat ini masih awal Ramadan omzet sudah mengalami kenaikan di angka Rp 30 juta sampai Rp 50 juta," jelasnya. 

Akhdan pun sempat menjelaskan mengenai bahan dasar pembuatan Djintoel yakni dari singkong. 

Awalnya bahan dasar singkong diparut kemudian dikukus kemudian dibentuk seperti bubur, dan setelahnya dicetak lebar sampai teksturnya menjadi seperti getuk. 

Tapi yang membedakan jika getuk biasanya bewarna warni, sedangkan Djintoel ini bewarna putih atau murni dari singkong kukus tanpa tambahan pewarna apapun. 

Setelahnya bahan Djintoel yang sudah dalam bentuk persegi panjang tersebut diiris tipis-tipis, digoreng, sampai nantinya dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan dan siap jual. 

"Selain menyediakan kemasan Djintoel satu pcs, kami juga ada kemasan hampers (bingkisan) tas jinjing berisi 6 pcs Djintoel plus ada kartu ucapan harga Rp 125 ribu, dan kemasan kardus isi 8 pcs Djintoel harga Rp 145 ribu. Untuk varian rasa bisa request sesuai selera masing-masing pemesan," tuturnya. 

Cerita singkat dimulainya usaha keripik Djintoel, dikatakan Akhdan ia mulai merintis dari 0 pada saat pandemi Covid-19 tepatnya tahun 2020. 

Merintis dari 0, warga asli Balapulang Wetan ini mengaku awalnya hanya dari modal Rp 500 ribu untuk membeli bahan baku yang diperlukan. 

Siapa sangka dari modal hanya Rp 500 ribu, usaha yang dirintis Akhdan bisa bertahan sampai saat ini bahkan sudah memiliki omzet sampai puluhan juta per bulan. 

Alasan kenapa memilih usaha Djintoel, Akhdan menerangkan karena Djintoel ini merupakan salah satu makanan khas Tegal dan banyak ditemui di daerahnya. 

Sehingga Akhdan ingin lebih mengenalkan Djintoel ke pasar yang lebih luas, dengan kemasan atau packaging yang berbeda dari biasanya dan lebih menarik. 

"Saya ingin memperkenalkan salah satu makanan ciri khas Tegal yakni Djintoel kepada masyarakat lebih luas dengan metode berbeda dan dibuat lebih menarik yaitu dibuat keripik varian rasa. Selain itu kemasan atau packaging lebih enak dipandang dan cocok dijadikan oleh-oleh," tutup Akhdan. (dta)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved