Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Anggaran Pemasangan KB Digelontor Rp 300 Miliar, BKKBN Juga Fokus Progam Atasi Stunting

Tak hanya dari BKKBN, kata Hasto, anggaran juga digelontorkan dari Kementerian Kesehatan sebesar lebih dari Rp 90 milar.

|

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- BKKBN gelar rapat kerja daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2024, Senin (25/3/2024).

Rapat kerja daerah berupa pemanduan perencanaan program dan anggaran Bangga Kencana yang diikuti seluruh Kabupaten Kota di Jawa Tengah. Kegiatan itu dihadiri Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Pada rakerda itu Hasto mengingatkan terkait penyerapan anggaran yang telah digelontorkan. Satu di antara   adalah anggaran operasional pemasangan KB

BKKBN telah menggelontorkan anggaran sebesar lebih dari Rp 300 miliar yang digunakan  untuk pemasangan KB, rapat di tingkat kecamatan hingga balai penyuluh, dan, pendamping keluarga seluruh Kabupaten Kota.

"Tadi (Raker) kelihatan yang telah menyerap yaitu 5 kabupaten. Lainnya belum. Tadi saya ingatkan pada Rakerda," tuturnya.

Baca juga: Video Kepala BKKBN Kunjungi Wilayah Terdampak Banjir Demak, Bahaya Peningkatan Angka Stunting

Baca juga: UNESCO Memuji Penanganan Stunting Kota Semarang, Potensi Jadi Role Model Nasional

Tak hanya dari BKKBN, kata Hasto, anggaran juga digelontorkan dari Kementerian Kesehatan sebesar lebih dari Rp 90 milar.

Anggaran itu digunakan pencegahan stunting, satu di antaranya berupa pembelian makanan.

"Anggaran itu ditransfer ke puskemas. Harusnya diserap dari bulan Januari karena untuk beli makanan ibu hamil dan anak. Inilah pentingnya raker untuk mengingatkan," tuturnya.

Pada raker itu,  Hasto juga mengajak untuk mengedukasi konsep parenting. Hal ini bertujuan agar orang tua dapat mengasuh anaknya dengan benar.

"Karena hari ini angka emosional disorder (gangguan mental) remaja dari tahun 2013 hingga 2018 meningkat. Tahun 2013 remaja mental disorder 6,1 persen dan 2018 menjadi 9,8 persen," tuturnya.

Ia mengingatkan selain  stunting, dan menurunkan jumlah, masalah mental juga harus diperhatikan. Masalah mental anak menjadi perhatian yang serius.

"Sekarang banyak anak mengurung diri di kamar. Dia bisa ngomong sendiri, hidup sendiri dengan ponsel maupun laptop. Ini bisa memunculkan egoisme dan individualnya menjadi tinggi," tuturnya.(RTP)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved