Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ramadan

Zainal Petir: Tukang Sampah Mogok atau Libur, Emak-emak Pasti Ngamuk

Kantor LBH PETIR ( Penyambung Titipan Rakyat) Jateng yang beralamat di Jl Pergiwati 1/19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara

Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Muh Radlis
Puluhan orang yang terdiri dari tukang becak, tukang parkir dan tukang sampah berkumpul di kantor LBH PETIR (Penyambung Titipan Rakyat) Jateng yang beralamat di Jl Pergiwati 1/19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara, Jumat jelang buka puasa (5/4/24). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kantor LBH PETIR ( Penyambung Titipan Rakyat) Jateng yang beralamat di Jl Pergiwati 1/19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara, Jumat jelang buka puasa (5/4/24), dikunjungi puluhan orang.

Mereka terdiri dari para tukang becak, tukang parkir dan pemungut sampah rumah tangga se kelurahan Bulu Lor Kota Semarang.

Ketua LBH PETIR, Zainal Abidin Petir menyampaikan alasan memilih tukang pungut sampah diundang ke rumahnya.

“Saya ingin menarasikan betapa mulia dan sangat beresiko tinggi para pemungut sampah.

Misal, mereka tidak mengambil sampah di rumah-rumah warga 4 hari saja, apa yang akan terjadi?

Emak-emak pasti ngamuk karena sampah menumpuk dan muncul bau tidak sedap bahkan kadang keluar belatung, menjijikan lah," ujar Zainal Petir yang juga penasehat P2JS( Paguyuban Modin dan Perawat Jenazah Semarang) kepada Tribun Jateng.

Namun, tambah Zainal Petir, siapa sangka para tukang sampah yang setiap hari mengambil sampah langsung dari sumbernya, rumah ke rumah adalah bukan pegawai, yang bergabung dalam komunitas KSM (kelompok swadaya masyarakat).

”Mereka bukan PNS maupun honorer pemerintah.

Mereka dapat honor dari iuran RT saja.

Mereka tidak jijik dan tidak takut sakit demi bisa bertahan hidup.

Kalau RT tidak cocok karena mereka kurang rajin, misalnya, langsung bisa dipecat.

Kasihan mereka kan,” kata Zainal Petir yang juga penasehat FKPP( Forum Komunikasi Pondok Pesantren) Kota Semarang.

Kegiatan pembagian sembako berupa beras dan kebutuhan pokok lain sebanyak 220 bungkus yang dibagikan secara bertahap.

Untuk sore ini tukang becak, juru parkir, dan tukang sampah.

Sisanya akan dibagikan untuk janda tua, fakir dan warga sekitar selepas ibadah taraweh.

Seorang penerima paket sembako bernama Mbah Suprat mengaku senang masih ada yang perhatian dengan nasib para tukang sampah.

Mbah Suprat yang sudah berusia 84 tahun itu menyebut pekerjaannya sebagai tukang sampah di lingkungan Bulu Lor merupakan pekerjaan unik dan beresiko tinggi.

"kami berurusan dengan sampah, kuman, kotoran. Tidak bersih, kuku kotor semua," katanya.

Namun meski terkadang dipandang rendah, Mbah Suprat tetap bangga dengan pekerjaannya lantaran penting bagi masyarakat.

"Kami kalau libur pasti warga mengakuk, khususnya emak-emak.

Sampah rumah tangga tidak diambil tiga hari pasti sudah dimarahi orang banyak," katanya.

Tugas sepenting itu, Mbah Suprat dan rekannya hanya mendapat bayaran Rp 500 ribu setiap bulan untuk mengangkut sampah dari 70an rumah warga setiap harinya.

Itupun merupakan iuran dari warga.

"Dulu tidak dapat BPJS, tapi sekarang sudah diurusin sama Pak Zainal dapat BPJS," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved