Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kunci Jawaban

Pasangkan Gambar dan Keterangan Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 SD Halaman 63 64 65 66 67 68 69 70

Pasangkan Gambar dan Keterangan Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 SD Halaman 63 64 65 66 67 68 69 70 Subtema 2

Penulis: non | Editor: galih permadi
Freepik
Pasangkan Gambar dan Keterangan Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 SD Halaman 63 64 65 66 67 68 69 70 Subtema 2 

Halaman 69 - 70

Fungsi organ gerak manusia sangat banyak. Hampir semua aktivitas manusia tidak bisa terlepas dari organ gerak, bukan hanya dalam sepak bola saja.

Coba kamu sebutkan aktivitas manusia yang memanfaatkan kerja organ gerak!

Jawaban:

Fungsi organ gerak manusia sangat banyak hampir semua aktivitas manusia tidak bisa terlepas dri organ gerak misalnya saja menulis, berlari, melempar benda, berjalan, melompat, menangkap benda, meninju, menendang, mendaki, berenang, berolahraga, dan masih banyak lagi.

Berbagai aktivitas dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya itu tidak terlepas dari karunia Tuhan yang memberikan kelengkapan dan kesempurnaan fungsi bagian-bagian tubuh kita. Sudahkah kamu bersyukur atas itu semua?

Bagaimana caramu bersyukur?

 Ayo Membaca

Penyandang Cacat yang Sukses

Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha.

Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, dia mengayunkan dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan.

Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri.

Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.

“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.

Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain.

Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia.

Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter tahun 1998 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup.

Maka, dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran.

Tetapi, dia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat.

Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.

 Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah.

Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong.

“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.” katanya.

Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram.

“Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih,” katanya mengenang.

Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya.

Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya.

“Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ikan gurame, tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada uang lebih, merek ini saya mau patenkan.” tambahnya.

Beruntung, ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha.

“Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?”

Tetapi Sidik tak kehilangan akal, dia mendesain motornya agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan.

Dengan bantuan tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel di perseneling dan injakan rem.

Tidak lupa dia juga menempelkan gerobak di sampingnya untuk mengangkut muatan.

“Motor itu benar-benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.

Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya. Setiap hari dia masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok Ibukota.

Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.

Kini, dari hasil usahanya, Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, dia menjadi enterpreuner sejati.

Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi enterpreuner, barulah menjadi negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu.

Jelaslah, Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti Sidik.

Sumber: https://abriantonugraha.wordpres.com

*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul: KUNCI JAWABAN Tema 1 Kelas 5 Halaman 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Subtema 2 Pembelajaran 2

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved