Berita Semarang
Inilah Tanjakan Terekstrem di Semarang Menurut Komunitas Urban Hiking: Kami Naik Sampai Merangkak
Bagi sebagian orang, jalan menanjak adalah momok. Namun, bagi komunitas Urban Hiking Semarang jalan menanjak merupakan kebahagian
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Bagi sebagian orang, jalan menanjak adalah momok. Namun, bagi komunitas Urban Hiking Semarang jalan menanjak merupakan kebahagian.
Betapa tidak, komunitas yang dibentuk pada 28 Oktober 2023 lalu sebanyak empat kali dalam sepekan selalu memburu tanjakan di sudut perkampungan Semarang.
Mereka terobsesi menaklukan tanjakan di kota lumpia yang area wilayahnya berkontur berbukit.
"Kami hiking sepekan empat kali pada Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 07.00," ujar Pendiri komunitas Urban Hiking Semarang, Roy Adrianto (45), Sabtu (11/5/2024) pagi.
Baca juga: Intip Progres Taman Joko Suranto Spirit, Dibangun Crazy Rich Grobogan, Habiskan Dana Fantastis
Baca juga: Ade Bhakti Siap Mundur dari ASN, Hanik Perempuan Pertama Ramaikan Bursa Pilwakot Semarang
Menurut dia, urban hiking adalah aktivitas mendaki di wilayah perkotaan terutama untuk orang-orang yang memiliki waktu terbatas.
Aktivitas urban hiking dilakukan di tempat yang memiliki jalan menyerupai pendakian tanpa perlu pergi ke gunung sehingga waktunya lebih efisien.
"Terlebih kontur daerah di Semarang banyak lokasi tanjakan yang bisa digunakan semisal di Kelurahan Tegalsari Semarang Selatan ada jalan Wilis, Kawi, Genuk karanglo. Lokasi lainnya bisa di Cinde dan Jomblang," katanya.
Komunitas ini memiliki 30 rute tanjakan tetap yang biasa disusuri.
Biasanya rute akan diselang-seling supaya anggota komunitas tidak bosan.
Namun, ada satu tanjakan yang dinilai terekstrem yakni di tanjakan Jalan Tumpang 13 , Gajahmungkur.
Di Tumpang 13, lanjut Roy, dianggap tanjakan paling curam karena berupa jalan menanjak sepanjang 400 meter.
"Kami naik ke sana sampai merangkak kalau tidak hati-hati bisa terpeleset," bebernya.
Dengan kondisi geografis yang mendukung, komunitas Urban Hiking Semarang kini semakin diminati.
Komunitas ini sudah memiliki setidaknya sebanyak 80 anggota dari beragam usia mulai 5 tahun hingg 72 tahun.
Mereka juga memiliki latar pekerjaan yang bervariasi mulai dari pekerja kantoran, pelajar, ibu rumah tangga sampai pensiunan.
"Awalnya dulu saya jalan sendiri lalu disusul ada beberapa teman bergabung. Anggota semakin banyak setelah saya upload di media sosial," ucapnya.
Roy mengatakan, para anggota komunitasnya bergabung biasanya karena menyukai olahraga jalan kaki lalu melihat aktivitas komunitasnya di media sosial.
Selepas bergabung ternyata mereka merasakan perbedaan yaitu lebih menantang jalan menanjak daripada jalan datar.
Dalam aktivitas urban hiking, mereka merasa lebih asyik karena bisa saling mengenal sesama anggota dan menambah relasi.
Mereka juga bisa menyapa warga sekitar. "Jadi sehatnya dapat silaturahminya juga dapat," ungkap warga Jalan Badak, Gayamsari ini.
Ia menambahkan, komunitasnya terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.
Tak ada syarat khusus jika ingin melakukan urban hiking bersama.
Terpenting adalah persiapan diri seperti memakai sepatu dan kondisi tubuh sehat.
"Persiapan sebelum hiking adalah tidur yang cukup, itu saja," imbuhnya. (Iwn)
Promo Merdeka KAI Diperpanjang hingga 31 Agustus, Tiket Lebih Hemat 20 Persen |
![]() |
---|
Cerita Para Puan di Gunungpati: Sulap Sampah Jadi Emas |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 24 Agustus 2025, Didominasi Awan, Suhu Capai 32 Derajat |
![]() |
---|
Kota Semarang Terima Dana Transfer Pusat Rp1,8 Triliun untuk 2025, Ini Kata Wakil Wali Kota |
![]() |
---|
DPC INSA Semarang Tanam 1.500 Bibit Mangrove di Tambakrejo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.