Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Dispertan Kendal Bantu Petani Basmi Hama Sawah Pakai Teknologi Drone Semprot

Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) ikut menaruh perhatian, terhadap petani di Kendal dalam upaya penanganan hama sawah. 

Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: m nur huda
Ist/ Dispertan Kendal
Drone penyemprot hama bantuan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal kepada petani di Desa Manggungsari Kecamatan Weleri Kendal 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) ikut menaruh perhatian, terhadap petani di Kendal dalam upaya penanganan hama sawah. 

Petani dikenalkan teknologi mutakhir menggunakan drone untuk mempermudah penyemprotan hama. 

Drone berukuran besar ini, bisa menampung sekitar 22 liter untuk berkeliling menyemprotkan pestisida ke sawah milik petani yang terkena hama.

Kepala Dispertan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan drone penyemprot hama ini bisa meringankan kerja petani dalam membasmi hama. 

Hanya dalam waktu lima menit, hama yang tersebar di 3.000 meter persegi sawah bisa teratasi.

"Bisa beroperasi keliling sekitar tiga ribu meter persegi tanaman padi dengan waktu kurang lebih lima menit," katanya, Rabu (29/5/2024).

Meski begitu, penyemprotan menggunakan drone semprot belum begitu populer di kalangan petani Kendal

Pandu menyebut, mayoritas petani masih menggunakan penyemprotan manual, yakni menenteng pompa jerigen berisi cairan pestisida kapasitas 5 liter. 


"Penyemprotan melalui drone memang jarang dilakukan. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah banyak yang menyewakan drone untuk penyemprotan padi," imbuhnya.


Ia berharap, petani bisa mempertimbangkan penggunaan drone sebagai cara mudah membasmi hama sawah. 


"Penyemprotan menggunakan drone lebih efisien. Semoga bisa meningkatkan hasil panen para petani," ujarnya. 


Salah satu kelompok petani Desa Manggungsari Kecamatan Weleri Kendal, Sudar mengaku terdapat beberapa hektare tanaman padi yang terserang hama. 


Selama ini, Sudar bersama petani lain masih menggunakan cara manual untuk membasmi hama tersebut.


"Padinya menjadi kuning, layu dan akhirnya mati. Ada juga serangan jamur, yang membuat padi di bagian tepi menguning. Ini lama kelamaan juga ikut mengering dan mati," ujarnya.


Biasanya, Sudar mengeluarkan modal sekitar Rp 20 juta untuk penanaman padi dan perawatan dengan luas sawah satu hektare. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved