Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Fakta Baru Kakek Bawa Jenazah Pakai Ojol, Ternyata yang Bayar Penjaga Kamar Mayat

Ojol pembawa jenazah dibayar oleh petugas pemulasaran RSUD Tadjuddin Chalid dengan uang pribadinya...tak mampu membayar ambulance Rp 800.000

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
IST
Driver ojek online (ojol) antar jenazah bayi dari Kota Makassar ke Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

"Dilakukan tindakan berupa pemasangan ventilator."

"Pasien meninggal di ruang perawatan bayi pada pukul 09.47 Wita," jelas Hasmayanti, dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, petugas pemulasaran sudah menawarkan ambulans, namun ditolak lantaran keluarga kekurangan biaya.

Petugas pemulasaran pun berinisiatif membantu pihak keluarga menyewakan jasa transportasi online.

"Petugas berinisiatif sendiri mencari ojol dan menawarkan bantuan dana pribadinya dengan memberikan uang sebesar Rp 150.000 digunakan membayar ojek online agar jenazah bisa dibawa pulang ke Pangkep," ucapnya.

Pihaknya berjanji setelah kejadian ini pihaknya berkomitmen membenahi kualitas pelayanan bagi pasien.

"Kami memohon maaf, kami akan memaksimalkan upaya untuk memperbaiki keadaan dan meningkatkan kenyamanan dalam pelayanan kami sebagai penyedia jasa kesehatan," tandasnya.

Tak Kuat Bayar Sewa Rp 800 Ribu

Diketahui, kisah kakek bawa jenazah cucunya naik ojol ini kali pertama viral dari cerita driver ojol bernama Darmawansyah.

Ia menceritakan awal mula bisa membantu mengantarkan kakek yang menggendong jenazah bayi.

"Itu awalnya, saya mengantar orderan ke RSUD Tadjuddin Chalid Makassar, setelah saya selesaikan orderan, saya keluar."
"Kemudian ada (orang) yang tahan saya, saya kira ini cuma penumpang," jelas pria 43 tahun, dikutip dari Kompas.com.

Ia awalnya kaget, lantaran pria itu memintanya mengantarkan sampai ke Kabupaten Pangkep yang jaraknya cukup jauh.

"Terus saya bilang, kalau ke Pangkep itu agak jauh, saya tidak tahu berapa ongkirnya. Terus dia bilang orang tidak mampu itu di dalam kasihan," ungkap Darmawansyah.

"Saya bertanya lagi, ini sebenarnya apa yang mau diantar. Dia bilang ada jenazah di dalam. Saya bertanya kenapa tidak pakai ambulans, dia bilang mahal, dimintai Rp 700.000- Rp 800.000," sambungnya.

Seketika itu, Darmawansyah teringat keponakannya. Saat itu, keponakannya juga harus diantar menggunakan motor lantaran kekurangan biaya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved