Euro 2024
Spanyol vs Italia : Duel Dua Tim Raksasa Eropa, Siapa yang Bakal Berjaya?
Dua tim raksasa Eropa, Spanyol dan Italia tampil gaya yang berbeda di laga pembuka EURO 2024. Keduanya akan saling berhadapan di laga Penyisihan
TRIBUNJATENG.COM -- Dua tim raksasa Eropa, Spanyol dan Italia tampil gaya yang berbeda di laga pembuka EURO 2024. Keduanya akan saling berhadapan di laga Penyisihan Grup B EURO 2024 di Stadion Arena AufSchalke Gelsenkirchen, pada Jumat (21/6) Pukul 02:00 WIB.
Spanyol dan Italia, keduanya dengan penampilan baru akan bertemu dalam pertandingan Euro 2024 yang sangat dinantikan.
Spanyol dan Italia adalah tim yang telah menjuarai tiga dari empat Piala Eropa terakhir, dan setiap pertandingan yang melibatkan dua raksasa Benua Eropa ini dipastikan menjadi pertandingan yang sangat ditunggu.
Yang lebih menarik di EURO 2024 ini, mereka bertemu setelah keduanya menunjukkan gaya sepak bola yang berbeda dari apa yang biasanya diperlihatkan kepada para penggemar.
Spanyol mengalahkan Kroasia 3-0 dalam pertandingan pembuka mereka dengan memainkan pendekatan yang lebih cepat dan langsung. Padahal, biasanya, Spanyol menerapkan gaya permainan “tiki-taka” berbasis penguasaan bola yang membuat mereka dinobatkan sebagai juara Eropa pada tahun 2008 dan 2012 serta pemenang Piala Dunia pada tahun 2010.
Dengan berlalunya generasi emas master umpan Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Xabi Alonso, La Roja telah beralih ke generasi Lamine Yamal dan kawan-kawan dengan pendekatan yang lebih fleksibel di bawah pelatih baru Luis de la Fuente yang lebih cocok dengan skuad muda dan serba bisa yang dimilikinya.
Melawan tim Kroasia yang semakin menua, tim Spanyol menerapkan tekanan tinggi tanpa henti dikombinasikan dengan transisi cepat yang tampaknya membuat lawan mereka lengah. “Kami mengubah tim nasional menjadi tim yang memiliki banyak wajah,” kata de la Fuente, mengisyaratkan bahwa ia memiliki lebih banyak trik seperti dikutip dari Reuters.
“Negara-negara lain tidak lagi mengetahui jenis serangan apa yang akan kami terapkan, dan ini adalah alasan untuk sangat gembira karena hal ini dapat mengembalikan Spanyol ke level yang diharapkan dari kami.”
Ketidakpastian bisa menjadi sebuah keuntungan, dan dengan keraguan seputar status cedera gelandang Rodri dan kapten Alvaro Morata, sang pelatih menyimpan rahasianya untuk pertandingan melawan Italia di Gelsenkirchen. Ia menutup sesi latihan Spanyol kepada media selama dua hari berturut-turut usai kemenangan atas Kroasia.
Di kubu lain, juara bertahan Italia, yang dikalahkan 4-0 oleh Spanyol di final 2012, juga menunjukkan perubahan.
Bertugas memulihkan kepercayaan para penggemar yang hancur karena kegagalan mereka tampil berkualitas di dua Piala Dunia terakhir, pelatih Luciano Spalletti telah memberikan pengaruhnya sejak mengambil alih tim pada tahun 2023 setelah memenangkan gelar Serie A bersama Napoli.
Italia kini lebih menghindari gaya permainan dengan sistem Catenaccio tradisional Italia yang mengutamakan pertahanan.
Dia menerapkan pendekatan yang lebih menyerang, yang mereka gunakan dengan sangat efektif saat mengalahkan Albania 2-1 di pertandingan pembuka.
Di bawah asuhan Spalletti, Azzurri berusaha untuk mengontrol penguasaan bola dan mendominasi area lapangan dengan tekanan yang kuat, memungkinkan Nicolo Barella dan Lorenzo Pellegrini untuk melayani penyerang Davide Frattesi dan Federico Chiesa di sayap.
Italia, yang susunan pemainnya saat kickoff hanya menampilkan lima pemain yang menjadi starter di final melawan Inggris, kini beralih ke pertarungan kelas berat dengan Spanyol.
Spanyol, juara Eropa tiga kali, mengawali kampanye mereka dengan fantastis saat mereka mengalahkan Kroasia.
Alvaro Morata memecah kebuntuan sebelum setengah jam dan Fabian Ruiz segera mengubah skor menjadi 2-0, dengan Dani Carvajal mencetak gol ketiga sesaat sebelum jeda.
Hari itu juga penting karena Lamine Yamal, pemain sayap Spanyol Barcelona, menjadi pemain termuda dalam sejarah kompetisi pada usia 16 tahun 338 hari.
Gol Morata adalah gol ketujuhnya di Kejuaraan Eropa, sebuah pencapaian yang membuatnya naik ke peringkat ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa bersama Alan Shearer dan Antoine Griezmann.
Hanya Cristiano Ronaldo, dengan 14 gol, dan Michel Platini, yang mencetak sembilan golnya dalam perjalanan Prancis menuju kejayaan pada tahun 1984, yang berada di depan mereka.
“Tentu saja ini memberi kami dorongan, dan menenangkan kami, namun kami akan menghadapi pertandingan besar melawan Italia,” kata pelatih Spanyol Luis de la Fuente. "Yang terpenting, kami harus tetap tenang, target kami masih sangat jauh, kami harus tetap membumi". (Tribun Network/mba)
2 Juta Warga Inggris Ambil Cuti Tak Masuk Bekerja, Usai "Senin Sakit" Spanyol Juarai Euro 2024 |
![]() |
---|
Spanyol Borong Gelar di EURO 2024! Tak Hanya Juara, Semua Gelar Individu Juga Disabet |
![]() |
---|
Sudah Dibantu Dukun, Timnas Inggris Masih Gagal Meraih Gelar Juara EURO 2024 |
![]() |
---|
Wonderkid Timnas Spanyol Lamine Yamal Pecahkan 5 Rekor, Patahkan Pencapaian Cristiano Ronaldo |
![]() |
---|
Spanyol Juara Euro 2024, Kado Terindah Lamine Yamal yang Genap Berusia 17 Tahun 1 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.