Jurusan Tadris FTIK UIN Saizu Pamerkan Alat Peraga Pembelajaran Karya Mahasiswa

Jurusan Tadris FTIK UIN Saizu Pamerkan Alat Peraga Pembelajaran Karya Mahasiswa

TRIBUNJATENG.COM - Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Pameran Produk Karya Mahasiswa di Auditorium kampus setempat. Pameran berlangsung selama dua hari, dari Rabu-Kamis (26-27/6/2024).

Ketua Jurusan Tadris FTIK UIN Saizu Purwokerto, Dr. Maria Ulpah. M.Si., menyebutkan, ada beragam karya hasil kreasi mahasiswa jurusan tadris dipamerkan selama dua hari. "Pameran produk mahasiswa ini merupakan hasil perkuliahan mahasiswa selama semester genap," ujarnya, Rabu (26/6/2024).

Karya dihasilkan para mahasiswa dari berbagai perkuliahan yang diikuti. Baik mereka yang merupakan mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris dan Program Studi Tadris Matematika. "Ini adalah produk yang mereka hasilkan selama mengikuti perkulihan, dari berbagai mata kuliah yang ada," terang dia.

Lebih lanjut, Dr Maria menjelaskan, karya produk yang dihasilkan mahasiswa sangat beragam dan banyak. Karya produk itu beberapa diantaranya merupakan alat peraga pembelajaran, baik Bahasa Inggris maupun Matematika yang kongkrit dan ada juga yang berbasis digital.

Dia menjelasakan, untuk memberikan bekal kepada para mahasiswa dalam mempersiapkan alat peraga pembelajaran, selain berbentuk nyata juga diperlukan bentuk digital, mengikuti perkembangan zaman. "Kami punya berbagai macam contoh hasil yang kongkrit maupun digital," tutur dia.

Hal ini diperlukan, agar proses pembelajaran tidak monoton. Harapannya, kedepan para mahasiswa yang telah lulus dan menjadi pendidik, mereka dapat mengimplementasikan berbagai alat peraga pembelajaran yang dibutukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Selain menggelar Pameran Produk Mahasiswa, ada sejumlah rangkaian kegiatan digelar Jurusan Tadris FTIK UIN Saizu Purwokerto. Mulai dari Seminar Nasional "Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka, hingga Pentas Drama "Merajut Kekayaan Lokal dalam Pendidikan."