Zhang Zhi Jie
Penjelasan Dokter Rumah Sakit Dr. Sardjito soal Kematian Zhang Zhi Jie di Kejuaraan Asia Junior 2024
Penjelasan Dokter Rumah Sakit Dr. Sardjito soal Kematian Zhang Zhi Jie di Kejuaraan Asia Junior 2024
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Ini Penjelasan Dokter Rumah Sakit Dr. Sardjito soal Kematian Zhang Zhi Jie
TRIBUNJATENG.COM - Kabar duka datang dari Kejuaraan Asia Junior 2024 yang digelar di Indonesia.
Pebulutangkis tunggal putra China, Zhang Zhi Jie, meninggal dunia setelah pingsan saat bertanding di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (30/6/2024).
Kejadian tak diduga ini sontak membuat beberapa pihak menyalahkan tim medis yang tidak gerak cepat memberikan penanganan pertama.

Baca juga: Tim Medis Jadi Kambing Hitam! Pebulutangkis China Zhang Zhi Jie Meninggal Saat Tanding di Indonesia
Terlambatnya penanganan terhadap Zhang Zhi Jie ketika kampiun Kejuaraan Asia U-17 2023 itu ambruk secara tiba-tiba di lapangan menjadi sorotan.
Sebab, ada jeda antara jatuhnya Zhang dengan masuknya tim medis dalam insiden yang terjadi pada laga fase grup beregu campuran antara China dan Jepang di
Perlu Izin Wasit
PBSI dalam keterangan resmi mereka menyebut dibutuhkan waktu 1 menit 20 detik bagi tim medis untuk memberi pertolongan pertama.
Sebab, menurut peraturan pertandingan, tindakan medis memerlukan izin atau panggilan dari referee alias wasit turnamen.
Pemandangan yang menyahat hati tidak terhindarkan ketika Zhang mengalami kejang-kejang lapangan sementara pelatihnya yang sudah berusaha mendekat tidak bisa berbuat apa-apa.
Malang, nyawa Zhang tidak tertolong meski telah mendapatkan penanganan pijat jantung luar disertai alat bantu napas selama lebih dari 4 jam.
Kritik pun ramai dilontarkan publik kepada Badminton Asia dan PBSI selaku penyelenggara Kejuaraan Asia Junior 2024 karena dinilai terlambat dalam bertindak.
Penanganan yang lebih cepat tentu diharapkan bisa menyelamatkan calon suksesor bagi tunggal putra nomor satu dunia saat ini, Shi Yu Qi.
Penjelasan dari Dokter
Mengenai hal ini, dokter Nahar Taufig selaku tim medis dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito menilai pertolongan sudah diberikan secara maksimal.
"Penanganan sudah tepat dan dari segi waktu juga cukup cepat," ucap Taufig dalam konferensi pers di GOR Among Rogo dikutip dari BolaSport.com, Senin (1/7/2024).
"Kalau dilihat dari video kejadian, Zhang masih bergerak."
"Jadi pada saat dia ditangani dokter di lapangan, saya kira dokter sudah menangani dengan baik," imbuhnya.
Zhang Zhi Jie dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pukul 23.20 WIB di RSUP Dr. Sardjito.
Sebelumnya, tepatnya pukul 20.50 WIB, tim medis telah menyatakan nyawa Zhang tak tertolong setelah menerima perawatan secara intens di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr. S. Harjolukito.
Pemeriksaan medis di kedua rumah sakit menyimpulkan bahwa Zhang mengalami henti jantung mendadak.
Berharap tak Terulang
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Broto Happy, berharap tragedi ini bisa menjadi pembelajaran.
PBSI berencana untuk mengajukan perubahan aturan kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengenai tindakan medis di lapangan agar atlet bisa ditangani dengan cepat dalam situasi darurat.
Adapun untuk sisa penyelenggaraan Kejuaraan Asia Junior 2024, Broto menjanjikan koordinasi yang lebih baik dengan setiap ofisial pertandingan, utamanya referee.
"Ini tentu menjadi masukan bagi kami. Kami akan berkoordinasi dengan referee untuk bagaimana ke depannya," kata Broto.
"Yang pasti tugas kami bersama adalah menyelamatkan atlet dan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan."
"Terima kasih atas masukannya. Kami berharap semuanya berlangsung dengan aman dan sehat serta agar pertandingannya berjalan dengan lancar."
Pingsan Saat Bertanding
Zhang Zhi Jie mengalami pingsan saat bertanding melawan wakil Jepang Kazuma Kawamo di pertandingan.
Kejadian tragis ini terjadi saat pertandingan memasuki pertengahan set pertama.
Duel Zhang vs Kazuma berjalan ketat dan skor masih imbang 11-11.

Baca juga: Pebulutangkis China Zhang Zhi Jie Meninggal di Yogya, Tetiba Jatuh Kejang di Lapangan
Kazuma dalam posisi hendak melakukan servis dan Zhang tampak siap menerima.
Namun secara tiba-tiba, Zhang terjatuh di lapangan dan langsung mengalami kejang-kejang.
Tim medis bertindak cepat dengan membawa Zhang ke rumah sakit.
Namun nyawa Zhang tak tertolong dan meninggal dunia.
Reaksi dari Pihak China
Kematian Zhang memantik reaksi keras dari publik Negeri Tirai Bambu.
Satu di antaranya ialah dokter asal China yang menjabat sebagai wakil kepala Unit Gawat Darurat di Zhejiang Chinese Medical University.
Dokter tersebut bernama Lu Xiao. Dia membuat dugaan penyebab meninggalnya Zhang Zhi Jie saat melakoni
Dalam sudut pandangya, Zhang Zhi Jie mengalami Aritmia, atau henti jantung.
Penilaian itu dia lontarkan setelah mengetahui sang atlet mengalami gejala kejang-kejang sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir ketika dibawa ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit.
"Atlet muda seperti itu meninggal mendadak, dan di sana jelas kejang-kejang sebelum kematian mendadak," terang Lu Xiao, dikutip dari media asal China, Singtao.
"Itu mungkin Aritmia (henti jantung)," terangnya menambahkan.
Tak jarang, kita mendengar berita seorang atlet mengalami henti jantung saat tengah bertanding.
Faktanya, aritmia atau gangguan irama jantung adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan denyut jantung menjadi lebih lambat (bradikardi), lebih cepat (takikardi), atau tidak beraturan.
Denyut jantung sendiri dikendalikan oleh sistem kelistrikan sehingga dapat berdenyut dengan irama yang teratur. Normalnya, jantung akan berdenyut 60-100 kali/menit.
Saat tidak berdenyut dengan normal, jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya dan mengakibatkan gangguan asupan darah ke organ tubuh lainnya.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lainnya.
Tim Medis Dinilai Tidak Sigap
Dalam hal ini Lu Xiao kemudian menyoroti kerja tim media di AJC 2024, yang dinilai tidak sigap dalam memberikan pertolongan pertama kepada Zhang Zhie Jie.
"Kunci pertolongan pertama adalah staf medis atau orang yang berada di sekitar harus segera menilai situasi dan melakukan CPR di lokasi, mendapatkan AED dan melakukan defibrilasi," katanya menerangkan.
AED (automated external defibrillator) adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk menganalisis dan memberikan kejutan listrik secara otomatis kepada seseorang yang mengalami henti jantung.
Oleh Lu Xiao , Zhang Zhi Jie disebutnya tidak memperoleh pertolongan pertama, dan justru ditandu untuk dilarikan ke rumah sakit.
"Alih-alih melakukan tindakan pertolongan pertama. pasien di atas tandu dan pergi."
"Mungkin masih bisa ditolong jika ada penanganan awal saat (Zhang Zhi Jie) mengalami insiden itu di lapangan," paparnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.