Berita Viral
Perjuangan Kuli Pengangkut Gula Diterima Jadi Polisi, Banjir Tetap Kerja, Sempat Diejek Takkan Lolos
Rahmat tidak menyembunyikan rasa bahagia dan harunya ketika dinyatakan lolos pendidikan bintara Polri TA 2024 Polda Sulsel
Akan tetapi, keraguan Nurmiah hilang ketika melihat kegigihan anaknya.
"Saya juga tidak ada kerja pak, jadi kalau ada (warga) berkebun tanami kacang, dia (Rahmat) juga bantu saya kalau dia datang dari sekolah. Kalau ada suruh dia pergi angkat gula biar itu hujan pergi juga, biar itu banjir sungai pergi juga," ungkap Nurmiah.
"Pakaian, perlengkapan itu dipinjam untuk dipakai mendaftar, bolak-balik ke Bone (biaya) saya pinjamkan dulu (ke tetangga), nanti kalau ada pendapatan kita ganti," tambahnya.
Selama pendaftaran, Rahmat disebut hampir tidak pernah meminta biaya kepada kedua orang tuanya.
Rahmat bekerja mandiri mengangkat hasil panen gula warga desa menuju pengepul.
"Tidak pernah dia kasian minta uang sama saya karena dia tahu saya tidak ada pendapatanku. Jadi, dia itu kalau mau pergi saya bilang ada uang, bilang (iya) cukup ji ma," ungka Nurmiah.
Nurmiah hanya bisa mengucap rasa syukur melihat sang buah hati bisa meraih mimpinya walaupun dengan proses yang sangat luar biasa.
"Saya syukuri sekali (lulus) karena saya itu di sini kampung tidak ada sekali apa-apa (tidak mampu). Harapan saya dia bisa tetap berbakti kepada orangtua, kepada negara, kepada semua masyarakat. Saya mendoakan supaya anak saya ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik," ujar dia.
Diejek tidak bisa lolos polisi
Keluarga Rahmat disebut pernah mendapatkan ejekan dari beberapa orang karena dinilai tidak mampu dari segi ekonomi untuk mendaftar sebagai anggota Polri.
"Saat itu banyak yang ragu-ragu, karena seperti diketahui mendaftar Polisi tidak gampang dan tidak mudah. Ketika mendaftar ini, banyak kasihan warga yang mengejek-ejek. Dianggap keluarga yang tidak mampu, bahkan dia penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)," kata kerabat Rahmat, Ridwan, saat ditemui terpisah.
Bahkan, pemuda 19 tahun itu sempat dilarang mendaftar oleh teman-teman sekolahnya.
Akan tetapi, dorongan keluarga dan orang tua membuat Rahmat tetap kekeh untuk mendaftar.
"Banyak yang hina, katanya janganmi (tidak usah) mendaftar, dimanaki (dari mana) mau ambil uang, karena mendaftar itu pakai uang. Tapi, saya tetap dorong kasihan agar ini anak tetap mendaftar," ucap Ridwan.
Ridwan yang juga Kepala Desa Tapong tempat Rahmat besar itu mengatakan bahwa diterimanya Rahmat menjadi anggota Polri menjadi sebuah kebanggan tersendiri.
Bikin Istana Sibuk Klarifikasi, Inilah Sosok Diana Valencia Wartawati Viral Gara-gara Tanya Prabowo |
![]() |
---|
Belum Bikin Skripsi, Emryl Mahasiswa UI Malu Pulang, Bikin Geger Keluarga dan Kampus |
![]() |
---|
Fakta Baru ID Card Jurnalis CNN Ditarik Gegara Tanya Soal MBG ke Presiden Prabowo, Kini Dikembalikan |
![]() |
---|
Bikin IPB Sibuk Klarifikasi, Sosok Meilanie Buitenzorgy Dosen Sebut Ijazah Gibran Setara SD |
![]() |
---|
Pakai Topi Hitam, Pria Pecah Kaca Mobil HRV Putih di Warung Seafood: Emas-Berlian Rp 170 Juta Raib |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.