Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Ada Peluang Menguat, Pekan Ini IHSG Diperkirakan Rebound Usai Penurunan Pekan Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,45 persen dalam sepekan lalu, dan berakhir di level 7.294,49, setelah menguat 1,02 persen

TRIBUNNEWS
Seorang karyawan berjalan melintasi papan pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,45 persen dalam sepekan lalu, dan berakhir di level 7.294,49, setelah menguat 1,02 persen pada pekan sebelumnya.

Dari lima hari perdagangan pekan lalu, IHSG turun 4 hari. Investor asing mencatat net buy atau beli bersih Rp 754,84 miliar pada pekan lalu.

Net buy asing itu lebih kecil ketimbang pekan sebelumnya yang mencapai Rp 1,56 triliun. Tetapi sejak awal tahun, investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 2,78 triliun.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan IHSG pekan lalu merupakan hal yang wajar, mengingat IHSG mencatatkan penguatan signifikan selama 4 minggu berturut-turut.

Menurut dia, penurunan itu diperkirakan banyak dipengaruhi sentimen global. Pertama, perlambatan ekonomi China, di mana pada awal pekan lalu tercatat produk domestik bruto (PDB) China kuartal II 2024 sebesar 4,7 persen yoy, dibandingkan dengan 5,3 % yoy di kuartal I 2024.

Kedua, meningkatnya ekspektasi investor akan cut rate The Fed di bulan September 2024. Ekspektasi itu muncul setelah pidato The Fed yang menunjukkan pertanda dovish.

“Dari data konsensus juga menunjukkan adanya peningkatan probabilitas menjadi 91,7 persen untuk cut rate menjadi 5- 5,25 persen,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Dari domestik, Herditya menuturkan, BI masih menahan BI rate di angka 6,25 persen. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga masih menunjukkan pelemahan.

"Pelemahan IHSG juga banyak dipengaruhi oleh sentimen global. Pertama, perlambatan ekonomi China, di mana pada awal pekan lalu tercatat produk domestik bruto (PDB) China kuartal II/2024 sebesar 4,7 persen yoy, dibandingkan dengan 5,3 persen yoy di kuartal I/2024," jelasnya.

Untuk hari ini, Senin (22/7), Herditya memperkirakan pergerakan IHSG berpeluang menguat dengan kecenderungan terbatas dengan support di 7.209 dan resistance di 7.317.

“Pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah dan komoditas dunia. Selain itu, akan ada rilis data suku bunga China di pekan depan,” paparnya.

Untuk emiten, Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan target harga Rp 2.290-Rp 2.340, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) Rp 418-Rp 430, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 6.175 - Rp 6.275.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra menuturkan, IHSG ditutup negatif dengan candle bearish. Indikator stochastic bergerak bullish, MACD histogram bergerak positif (garis bullish), dan volume menurun.

Data dalam negeri

Ia memperkirakan pergerakan IHSG pada sesi perdagangan hari ini, Senin (22/7), akan dipengaruhi data ekonomi dalam negeri, yaitu data jumlah uang beredar, serta penanaman modal asing kuartal II/2024.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved