Berita Jakarta
Implementasi BBM Rendah Sulfur Terus Dimatangkan, Seperti BBM Jenis Sulfur itu?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, rencana implementasi bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur terus dimatangkan
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, rencana implementasi bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur terus dimatangkan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi polusi udara.
Menurut dia, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai waktu peluncuran BBM rendah sulfur tersebut.
Ia juga belum dapat memastikan apakah BBM rendah sulfur itu nantinya akan termasuk dalam kategori BBM subsidi atau non-subsidi. "(Soal BBM rendah sulfur-Red) Masih dalam tahap pematangan," ujarnya, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/7).
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari sempat mengaimini bakal adanya jenis BBM baru yang diluncurkan dalam waktu dekat, yakni pada Agustus 2024, dengan kategori low sulfur.
"Untuk produk BBM low sulfur yang akan dirilis pada 17 Agustus 2024, Pertamina tentu akan menyesuaikan dengan kebijakan atau ketentuan pemerintah," katanya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/7).
Saat ini, menurut dia, jenis BBM low sulfur max 50 ppm yang sudah ada di SPBU adalah Pertamax Turbo untuk BBM gasoline atau bensin.
Sementara untuk BBM kendaraan bermesin diesel low sulfur ada Pertamina Dex.
Heppy menuturkan, kedua produk low sulfur yang sudah dipasarkan itu telah memenuhi standar Euro 4.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono sempat menyatakan, BBM baru rendah sulfur itu sejalan dengan langkah dan upaya pemerintah untuk menekan polusi udara dari kendaraan.
Jenis BBM baru yang akan dihadirkan adalah produk non-solar milik Pertamina. .
Menurutnya, pemerintah akan uji coba secara bertahap untuk mengenalkan jenis BBM baru di beberapa SPBU tersebut mulai Agustus 2024.
"Kalau rendah sulfur itu akan mulai, tapi sebagai pilot (project), 17 (Agustus) itu adalah semacam kick off-nya mau mulai di sana," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, tidak ada rencana untuk memproduksi jenis BBM baru.
Namun, ia berujar, pemerintah sedang merencanakan peningkatan kualitas BBM yang sesuai dengan standar emisi Euro 4 atau Euro 5, mengingat saat ini BBM di Indonesia masih memiliki kadar sulfur 500 ppm (parts per million).
"Pilihan yang sedang dipertimbangkan adalah penggunaan bioetanol atau melakukan pembaruan pada unit pengilangan (refinery unit) Pertamina agar dapat memproduksi bensin dengan kadar sulfur rendah," jelasnya. (Kontan/Vendy Yhulia Susanto/Kompas.com)
Baca juga: Sosok Sandi Petugas yang Viralkan Kondisi Peralatan Damkar Depok: Mohon Maaf Jika Ada Pohon Tumbang
Baca juga: Benarkah Program Banpang Mampu Tekan Inflasi?
Baca juga: Gelombang PHK Masih Berlanjut, Ini Daftar Daerah di Indonesia yang Terbanyak di PHK
Baca juga: Nyawa Polisi Tak Tertolong Setelah Tabrakan dengan Truk di Lampung
Mutasi Polri: 7 Kapolda Baru, Dari Irjen Asep Edi Suheri Hingga Brigjen Hengki |
![]() |
---|
Lowongan 1.000 Petugas Damkar Jakarta 2025: KTP Luar Jakarta Boleh Daftar! |
![]() |
---|
Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti: Tom Lembong & Hasto Dapat Pengampunan |
![]() |
---|
IHSG Melemah 65 Poin di Akhir Juli, Saham Perbankan Tekan Pasar |
![]() |
---|
Dolar Bisa Rp 1.000? Ini Syarat dan Pro Kontra Soal Hilirisasi Ekspor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.