Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Intel PHK Karyawan

KABAR Buruk! 15.000 Karyawan Intel Masuk Program PHK

Perusahaan teknologi Intel berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada sekira 15 persen karyawannya.

Editor: deni setiawan
CNET.COM
ILUSTRASI Intel Office. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kabar buruk dari dari perusahaan teknologi, Intel.

Dari sebuah memo, petinggi Intel dalam waktu ini telah mempersiapkan program PHK.

Total ada sekira 15.000 atau setara 15 persen karyawan Intel saat ini yang akan menjadi korban PHK tersebut.

Salah satu alasannya adalah terkait pengurangan beban operasional.

Baca juga: Mahasiswa Teknik Lingkungan UIN Walisongo Mengikuti COSTROP-ID 2024 di Institut Teknologi Sumatera

Baca juga: Udinus Pamerkan 27 Inovasi di Jateng Fair 2024, Menginspirasi dengan Kolaborasi Teknologi dan Budaya

Perusahaan teknologi Intel berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada sekira 15 persen karyawannya.

Ini merupakan bagian dari rencana pengurangan biaya operasional senilai 10 miliar dollar AS.

Jumlah tersebut akan berpengaruh pada 15.000 karyawan Intel.

Tak hanya itu, Intel juga mengakui tidak akan membayar dividen pada kuartal IV 2024 dan akan menurunkan belanja modal atau capital expenditure tahunan senilai 20 persen. 

Sedikit catatan, pendapatan Intel turun 1 persen secara tahunan pada kuartal II 2024.

Intel juga menelan kerugian bersih senilai 1,61 miliar dollar AS pada periode yang sama.

Tahun lalu, Intel masih mengantongi laba bersih senilai 1,48 miliar dollar AS.

Chief Executive Officer (CEO) Intel, Pat Gelsinger mengatakan, pihaknya harus menyelaraskan struktur biaya dengan model operasi baru dan mengubah cara beroperasi secara mendasar.

Baca juga: Padukan Teknologi pada Perawatan Kecantikan, Skin+ & Slim+ Ekapansi di Semarang

Baca juga: Punya Teknologi Mumpuni, Wamen Pertanian Optimis Capai Swasembada Susu dan Daging Sapi

"Pendapatan belum tumbuh seperti yang diharapkan dan kami belum sepenuhnya mendapatkan manfaat dari tren yang kuat, seperti AI.

Biaya kami terlalu tinggi, margin kami terlalu rendah,” tulis dia dalam sebuah memo seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (2/8/2024).

Dia menjelaskan, keputusan untuk memproduksi chip PC Core Ultra lebih cepat berkontribusi pada kerugian tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved