Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Heboh, Munculnya Ikan Kiamat Oarfish di Laut Lepas, Pertanda Gempa Besar dan Tsunami?

Oarfish kerap dijuluki 'ikan kiamat' atau 'ikan gempa' karena kemunculannya menjadi pertanda malapetaka atau bencana besar akan terjadi.

|
Penulis: Andra Prabasari | Editor: galih permadi
tribunnews.com
Heboh, Munculnya Oarfish di Laut Lepas, Adanya Pertanda Gempa Besar dan Tsunami? 

Heboh, Munculnya Oarfish di Laut Lepas, Adanya Pertanda Gempa Besar dan Tsunami?

TRIBUNJATENG.COM- Rusia dilanda gempa magnitudo 7,0 yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Minggu (18/8/2024) waktu pagi setempat. 

Pusat Peringatan Tsunami Nasional AS mengatakan ada ancaman tsunami dari gempa tersebut, namun ancaman tsunami sudah berlalu. 

Lalu baru-baru ini muncul seekor ikan oarfish berukuran besar yang ditemukan menggambang di lautan lepas Pantai California, Amerika Serikat. 

Tampak beberapa penyelam menemukan bangkai ikan oarfish.

Ikan oarfish mempunyai bentuk tubuh besar dan panjang serta berwarna keperakan.

Menurut informasi yang dihimpun, Oarfish kerap dijuluki 'ikan kiamat' atau 'ikan gempa' karena kemunculannya menjadi pertanda malapetaka atau bencana besar akan terjadi.

Banyak warga lokal yang percaya bahwa munculnya ikan oarfish merupakan kode alam bakal adanya bencana yang akan terjadi.

Terlebih ikan tersebut ditemukan sudah dalam keadaan mati atau menjadi bangkai. 

Sekadar informasi, oarfish merupakan penghuni laut dalam yang jarang terlihat oleh manusia. 

Bahkan tubuh mereka jarang mengapung di perairan dangkal, hingga penemuan itu memunculkan banyak pertanyaan bagi orang awam maupun peneliti. 

Terkait kemunculan ikan ini, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Selvia Oktaviyani membenarkan bahwa oarfish tergolong ikan yang tinggal di laut dalam. 

"Jenis oarfish memang merupakan jenis ikan yang hidup hingga ribuan meter, tetapi terkadang juga muncul ke permukaan," ujar Selvia mengutip Kompas.com.

Menurutnya, perilaku ikan oarfish yang muncul ke permukaan karena merasakan perubahan di tempat hidup atau habitatnya. 

Tak hanya itu, naiknya ikan oarfish juga diduga merupakan kebiasaan hidupnya. 

Selvia menyampaikan bahwa ikan oarfish memiliki kebiasaan hidup dengan cara membunuh dirinya sendiri dengan cara naik ke permukaan. 

"Berdasarkan informasi yang saya baca, jenis ini memiliki kebiaaan hidup dengan cara membunuh dirinya sendiri saat telah dewasa dengan cara naik ke atas permukaan, bahkan terbawa hingga ke pantai," ujar Selvia. 

Baca juga: Ini Hal yang Harus Disiapkan untuk Menghadapi Ancaman Gempa Megathrust

Gempa Megathrust

Indonesia, sebagai negara yang terletak di "Cincin Api" Pasifik, memiliki potensi tinggi untuk mengalami berbagai jenis gempa bumi.

Salah satu ancaman terbesar adalah gempa megathrust, yang dapat menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan sangat besar.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia berpotensi terkena gempa megathrust di dua zona utama: Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Berikut adalah daftar wilayah yang berpotensi terkena dampak gempa megathrust berdasarkan informasi terbaru.

1. Zona Megathrust Selat Sunda

Jakarta dan Sekitarnya
Jakarta, ibu kota Indonesia, terletak sekitar 170 kilometer dari zona megathrust Selat Sunda. Mengingat kedekatannya dengan pusat potensi gempa, Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor dan Depok bisa merasakan dampak yang signifikan jika terjadi gempa besar.

Banten
Provinsi Banten, yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, adalah salah satu daerah yang berpotensi mengalami dampak langsung dari gempa megathrust Selat Sunda. Kota-kota seperti Serang dan Cilegon akan menghadapi risiko tinggi.

Jawa Barat
Bagian barat Jawa Barat, termasuk kota-kota seperti Sukabumi dan Bandung, juga berpotensi merasakan getaran dari gempa megathrust Selat Sunda, meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar di Banten dan Jakarta.

Lampung
Lampung, yang terletak di bagian selatan Sumatera, dapat mengalami dampak dari gempa megathrust Selat Sunda. Getaran gempa akan terasa, namun intensitasnya mungkin lebih rendah dibandingkan daerah yang lebih dekat dengan pusat gempa.

Zona Megathrust Mentawai-Siberut

Kepulauan Mentawai
Kepulauan Mentawai, yang terdiri dari pulau-pulau seperti Siberut, Sipora, dan Pagai, merupakan salah satu area yang paling rentan terhadap gempa megathrust di zona ini. Sejarah menunjukkan bahwa gempa besar terakhir di zona ini terjadi pada tahun 1797, menjadikannya salah satu daerah yang harus diwaspadai.

Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat, termasuk kota Padang, akan merasakan dampak signifikan dari gempa megathrust Mentawai-Siberut. Daerah ini memiliki risiko tinggi terhadap gempa besar dan tsunami yang mungkin menyertainya.

Bengkulu
Meskipun sedikit lebih jauh dari zona megathrust Mentawai-Siberut, provinsi Bengkulu tetap berpotensi mengalami getaran dari gempa besar. Getaran ini bisa mempengaruhi kota-kota seperti Bengkulu dan sekitarnya.

Riau dan Jambi
Bagian timur Sumatera, termasuk provinsi Riau dan Jambi, juga bisa merasakan dampak dari gempa megathrust, meskipun intensitasnya mungkin lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang lebih dekat dengan zona megathrust.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, meskipun potensi gempa megathrust di kedua zona ini telah diidentifikasi, tidak ada teknologi yang dapat memprediksi secara akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan tersebut.

Perlu diingat bahwa informasi tentang potensi gempa megathrust ini bukanlah prediksi atau peringatan dini, melainkan sebuah pengingat akan keberadaan zona seismic gap yang perlu diwaspadai.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, dan selalu memantau informasi terbaru terkait gempa bumi dan tsunami.

Persiapan mitigasi yang matang dan kesadaran akan risiko merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak dari potensi bencana ini. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved