Wonosobo Hebat
Belasan Bocah Jalani Ruwat Cukur Rambut Gimbal di Dieng, Qiana Minta 2 Bebek yang Baru Netas
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Ritual cukur rambut gimbal kembali diadakan dalam event Dieng Culture Festival (DCF) 2024.
Sebanyak 13 bocah berambut gimbal di wilayah Dieng dan sekitarnya mengikuti prosesi ruwat cukur rambut gimbal yang berlangsung di komplek Candi Arjuna Banjarnegara, Sabtu (24/8/2024).
Sebelum prosesi pencukuran, para bocah berambut gimbal diarak dengan menggunakan dokar menuju lokasi berlangsungnya prosesi.

Bocah berambut gimbal terlebih dahulu mengikuti prosesi jamasan atau mensucikan diri dengan dicipratkan air yang berasal dari berbagai sumber mata air yang ada di wilayah dataran tinggi Dieng.
Prosesi pencukuran rambut gimbal dilakukan satu per satu dengan menghadirkan keinginan si anak atau yang disebut dengan bebono.
Ritual cukur rambut gimbal hanya dapat dilakukan ketika anak gimbal telah meminta sendiri untuk dilakukan pemotongan.
Biasanya keinginan itu disertai dengan permintaan khusus atau bebono yang harus dipenuhi.
Konon ceritanya, jika permintaan tidak dikabulkan rambut gimbal akan kembali tumbuh dengan sendirinya.
Erna Murniati salah satu orang tua bocah gimbal yang diruwat hari ini menceritakan awal mula rambut gimbal muncul pada anaknya saat usia 4 bulan yang disertai demam tinggi.
"Pada waktu itu sore, anak demam tinggi saya bawa UGD. Langsung besoknya saya sisir sudah tumbuh gimbal. Kaget karena tidak ada keturunan gimbal," ungkapnya.
Menginjak usia 5 tahun, Qiana Alisha Chandani anaknya, telah meminta untuk dilakukan pencukuran rambut gimbal.
Permintaan yang diajukan pun terbilang unik. Anaknya meminta permen jeli berwarna pink sebanyak satu dus dan anak bebek yang baru menetas.
"Dari awal minta itu meri (anak bebek) dan satu dus permen Yupi," ucapnya.
Beberapa bocah gimbal yang mengikuti ruwat cukur rambut hari ini juga mengajukan berbagai permintaan menarik mulai dari sepeda listrik, sepatu roda, memetik stoberi satu kresek, hingga menanggap seni tari lengger.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Banjarnegara, Tursiman mengatakan, rambut gimbal bagi masyarakat di wilayah Dieng bukan menjadi hal keanehan, melainkan suatu anugerah.
Ritual ruwat cukur rambut gimbal menjadi sebuah tradisi budaya yang harus dilestarikan dan menjadi nilai pariwisata yang unik dan langka.
"Event tradisi ini sudah diadakan mulai tahun 2010 dan tahun ini yang ke 14. Rambut gimbal yang sudah dicukur akan dilarung di Telaga Balai Kambang," sebutnya.
Tradisi ritual ruwat cukur rambut gimbal berhasil menyedot animo wisatawan untuk menyaksikan langsung tradisi yang hanya ada di kawasan Dieng.
"Ini pengalaman pertama saya melihat tradisi ini, biasanya hanya lihat media saja. Bisa lihat langsung senang pasti, jadi ngga penasaran lagi," ungkap Hendra wisatawan asal Bandung. (ima)