Pembangunan Kolam Retensi Kudus Diharapkan Atasi Banjir, Warga Diminta Bersabar dengan Dampaknya
Kolam retensi di Desa Jati Wetan, Kudus, masih dibangun. Proyek ini atasi banjir, tapi warga mengeluh dampak polusi dan jalan rusak.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana masih berlangsung.
Selain menyiapkan skema pengendali banjir, program pembangunan kolam retensi juga merambah pembenahan lingkungan di tiga dukuh di Desa Jati Wetan. Meliputi, dukuh Gendok, Barisan dan Tanggulangin.
Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto menerangkan, berlangsungnya pembangunan kolam retensi di Desa Jati Wetan tidak dipungkiri berdampak terhadap lingkungan sekitar.
Utamanya terhadap kondisi jalan dan juga udara di lingkungan permukiman dekat dengan lokasi pembangunan.
Meski demikian, masyarakat Desa Jati Wetan, terutama di daerah Gendok, Barisan, dan Tanggulangin telah mengajukan permohonan kepada pelaksana pekerjaan agar dilakukan pembenahan dan penataan lingkungan.
Seperti contoh, peninggian jalan permukiman yang sering terendam banjir. Serta penataan fasilitas umum, seperti pengurukan lahan untuk pembangunan musala, masjid, lapangan sepakbola, dan lapangan bola voly.
Agus Susanto menjelaskan, pengurukan lahan fasilitas umum dan jalan perkampungan diambilkan dari tanah galian di lokasi pembangunan kolam retensi.
Pengangkutan tanah ke lokasi lahan yang diuruk menggunakan truk melintasi jalan-jalan permukiman.
Proyeksi lapangan bola voly berada di belakang terminal kargo perbatasan Gendok dan Tanggulangin, lapangan sepakbola di Dukuh Gendok di bawah tower, peninggian atau pengurukan jalan di RT 6 RW 3, pengurukan musala di Dukuh Barisan dan Dukuh Gendok.
"Semua itu atas permintaan masyarakat, yaitu atas dasar kebutuhan masyarakat dalam rangka penyediaan fasilitas umum dan upaya antisipasi banjir," terangnya, Sabtu (5/10/2024).
Pembenahan lingkungan di sekitar pembangunan kolam retensi dilakukan atas dasar pengajuan ke BBWS Pemali Juana untuk memenuhi kebutuhan fasilitas umum, bukan kepentingan pribadi atau kelompok semata.
Penataan lingkungan sudah berlangsung kurang lebih enam bulan, dengan harapan nantinya bisa membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan bersama-sama.
"Pembenahan lingkungan ini sudah melalui sosialisasi adanya pekerjaan atas permintaan warga. Dengan harapan masyarakat diuntungkan dengan adanya program pembangunan kolam retensi pengendali banjir, serta membawa dampak positif bagi pembangunan di lingkungan sekitar," tutur dia.
Proses penataan fasilitas umum lingkungan di sekitar pembangunan kolam retensi sempat menuai pro dan kontra.
Sejumlah warga merasa terganggu dampak polusi udara kurang sehat karena berdebu, serta jalan permukiman licin ketika turun hujan.
TERSANGKA! Kades di Dawe Kudus Selewengkan APBDes Rp571,2 Juta |
![]() |
---|
Pak Kades di Kudus Ditangkap Polisi, Ini Dugaan Pelanggarannya |
![]() |
---|
Jelang Lawan PSIS, Persiku Bakal Uji Coba Sekali Lagi |
![]() |
---|
Jawaban Siswa SDN 1 Terban Kudus Bikin Syok Wabup Bellinda: Ada Iuran Bayar LKS |
![]() |
---|
Ancaman Banjir di Cilacap Masih Tinggi Meski Sudah Agustus, BPBD Perkuat Mitigasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.