Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembangunan Kolam Retensi Kudus Diharapkan Atasi Banjir, Warga Diminta Bersabar dengan Dampaknya

Kolam retensi di Desa Jati Wetan, Kudus, masih dibangun. Proyek ini atasi banjir, tapi warga mengeluh dampak polusi dan jalan rusak.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
Saiful Masum
Sejumlah aktivitas pekerjaan berlangsung program pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Sabtu (5/10/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pembangunan kolam retensi pengendali banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana masih berlangsung.

Selain menyiapkan skema pengendali banjir, program pembangunan kolam retensi juga merambah pembenahan lingkungan di tiga dukuh di Desa Jati Wetan. Meliputi, dukuh Gendok, Barisan dan Tanggulangin. 

Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto menerangkan, berlangsungnya pembangunan kolam retensi di Desa Jati Wetan tidak dipungkiri berdampak terhadap lingkungan sekitar.

Utamanya terhadap kondisi jalan dan juga udara di lingkungan permukiman dekat dengan lokasi pembangunan.

Meski demikian, masyarakat Desa Jati Wetan, terutama di daerah Gendok, Barisan, dan Tanggulangin telah mengajukan permohonan kepada pelaksana pekerjaan agar dilakukan pembenahan dan penataan lingkungan. 

Seperti contoh, peninggian jalan permukiman yang sering terendam banjir. Serta penataan fasilitas umum, seperti pengurukan lahan untuk pembangunan musala, masjid, lapangan sepakbola, dan lapangan bola voly. 

Agus Susanto menjelaskan, pengurukan lahan fasilitas umum dan jalan perkampungan diambilkan dari tanah galian di lokasi pembangunan kolam retensi.

Pengangkutan tanah ke lokasi lahan yang diuruk menggunakan truk melintasi jalan-jalan permukiman. 

Proyeksi lapangan bola voly berada di belakang terminal kargo perbatasan Gendok dan Tanggulangin, lapangan sepakbola di Dukuh Gendok di bawah tower, peninggian atau pengurukan jalan di RT 6 RW 3, pengurukan musala di Dukuh Barisan dan Dukuh Gendok. 

"Semua itu atas permintaan masyarakat, yaitu atas dasar kebutuhan masyarakat dalam rangka penyediaan fasilitas umum dan upaya antisipasi banjir," terangnya, Sabtu (5/10/2024).

Pembenahan lingkungan di sekitar pembangunan kolam retensi dilakukan atas dasar pengajuan ke BBWS Pemali Juana untuk memenuhi kebutuhan fasilitas umum, bukan kepentingan pribadi atau kelompok semata.

Penataan lingkungan sudah berlangsung kurang lebih enam bulan, dengan harapan nantinya bisa membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan bersama-sama.

"Pembenahan lingkungan ini sudah melalui sosialisasi adanya pekerjaan atas permintaan warga. Dengan harapan masyarakat diuntungkan dengan adanya program pembangunan kolam retensi pengendali banjir, serta membawa dampak positif bagi pembangunan di lingkungan sekitar," tutur dia. 

Proses penataan fasilitas umum lingkungan di sekitar pembangunan kolam retensi sempat menuai pro dan kontra. 

Sejumlah warga merasa terganggu dampak polusi udara kurang sehat karena berdebu, serta jalan permukiman licin ketika turun hujan.

Keluhan tersebut direspons pelaksana pekerjaan dengan menyiapkan tenaga pembersih setiap harinya, lengkap dengan sejumlah alat pendukungnya. Termasuk komitmen untuk memperbaiki fasilitas warga jika mengalami kerusakan dampak pembangunan kolam retensi

Pembersihan jalan dilakukan secara berkala dengan melihat situasi dan kondisi, biasanya dilakukan minimal sekali dalam sehari pada saat sore hari.

Sejumlah warga sekitar juga dilibatkan dalam proses berjalannya pembangunan kolam retensi. Mulai dari tenaga keamanan, penjaga alat, tenaga kebersihan, dan beberapa kebutuhan SDM lainnya. 

Anggota DPRD Kabupaten Kudus, Rochim Sutopo menegaskan, selama proses pembangunan kolam retensi berlangsung pastinya berdampak pada situasi dan kondisi lingkungan sekitar. 

Masyarakat diminta agar lebih bersabar selama pekerjaan masih berlangsung. Demi tujuan terbangunnya kolam retensi sebagai solusi mengatasi banjir di wilayah Kecamatan Jati dan sekitarnya. 

Meski demikian, politikus PAN tersebut mengingatkan kepada pelaksana pekerjaan agar lebih memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan suara bising, serta memperhatikan penggunaan fasilitas yang ada. Seperti contoh pemanfaatan jalan permukiman. 
 
Di sisi lain, lanjut Rochim Sutopo, pelaksana pekerjaan harus komitmen dan bertanggungjawab atas segala permasalahan yang terjadi dan berdampak pada lingkungan. 

"Pembangunan kolam retensi ini memberikan dampak yang bagus, menangani banjir sekaligus penampungan air. Nantinya bisa digunakan untuk penampung air, dikelola oleh masyarakat sebagai pendapatan desa," tutur dia. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved