Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Pentingnya Peran Suami dan Keluarga bagi Ibu pada Masa Nifas

Disusun Oleh : Ns. Anis Ardiyanti, M.Kep ( Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )

Editor: muh radlis
IST
Pentingnya Peran Suami dan Keluarga bagi Ibu pada Masa Nifas 

Disusun Oleh : Ns. Anis Ardiyanti, M.Kep ( Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )
 
Masa nifas atau post partum merupakan masa transisi bagi ibu, pasangan, dan keluarga. Perubahan hormon pada ibu nifas  dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis. 

Adaptasi psikologis pada ibu nifas terdiri dari 3 fase yaitu taking in, taking hold, dan letting go, pada fase ini diperlukan peran suami maupun keluarga. 

Selain itu, ibu pada masa nifas yang kesehariannya di rumah dan tinggal dalam masyarakat yang kaya akan budaya maka hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan dan kondisi psikologis ibu. 

Apabila fase ini tidak mampu dilampaui oleh ibu dengan baik maka dapat beresiko post partum blues. Hasil penelitian terdapat 44,4 persen ibu nifas mengalami post partum blues. 

Selain itu hasil penelitian lain mengatakan 60 % ibu nifas mengalami gejala post partum blues. Gejala umum ibu dengan post partum blues yang dirasakan dalam penelitian tersebut yaitu adanya perubahan suasana hati, mudah tersinggung, mudah menangis, cemas, dan perasaan sedih. 

Selain itu, penelitian tersebut menyatakan kesenjangan sosial-ekonomi, kurangnya dukungan sosial, perselisihan perkawinan, kehamilan yang tidak direncanakan dan adanya status Kesehatan mental sebelumnya menjadi faktor risiko memperparah gejala post partum blues. 

Apabila kondisi ini tidak tertangani maka akan menyebabkan depresi ibu Post partum, hal ini sangat membahayakan ibu maupun bayi.
 
Kondisi ibu post partum blues menjadi perhatian mengingat apabila tidak tertangani dengan baik dapat menjadi depresi post partum. 

Hasil penelitian mengatakan ibu dengan depresi post partum tidak menyusui bayinya. 

Depresi post partum tidak hanya membahayakan ibu, namun juga kondisi bayinya. 

Di beberapa daerah sudah banyak kasus pembuangan bayi hingga pembunuhan bayi oleh ibunya, sehingga hal ini perlu pencegahan dari berbagai pihak terutama suami, ibu nifas dan juga keluarga terdekat agar ibu nifas tidak mengalami depresi. 

Pencegahan yang mendasar yaitu mengubah pola pikir bahwa bayi adalah bukan tanggung jawab sepenuhnya ibu melainkan tanggung jawab bersama sebagai orang tua. 

Selain itu, setelah melahirkan ibu tetap membutuhkan dukungan dan bantuan suami maupun keluarga terdeket. Pentingnya pemahaman dan kesiapan calon orang tua dan keluarga sebelum memutuskan untuk hamil hingga melahirkan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved