10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Nyaman dan Megahnya Gerbang Langit Jawa Tengah Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang
Pengembangan bandara Ahmad Yani Semarang menjadi bagian program Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi Rp 2,2 triliun
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: abduh imanulhaq
"Kemudian secara rinci, terminal baru ini memiliki tiga lantai. Berbagai fasilitas tersedia di masing-masing lantai," imbuhnya.
Lantai satu memiliki luas kurang lebih 29.529,69 meter persegi. Fasilitas yang disediakan yaitu area drop zone dan pick up zone, costumer service desk and airline, 30 check in counter, public area, area keberangkatan dan kedatangan, ruang transit, area komersial, screening check point, 2 mushola, dan 11 toilet.
Lantai 2 seluas 15.684,53 meter persegi dengan fasilitas ruang tunggu, customer service desk, reading and internet corner, kids zone, commercial area, 2 mushola, dan 6 toilet. Lantai 3 seluas 14.192,73 meter persegi dengan fasilitas Concordia lounge, VIP room, 2 mushola, kids zone, dan 3 toilet.
Fasilitas lain yang dimiliki adalah boarding gate. Penerbangan domestik memiliki 5 gate dengan kapasitas 874 kursi, internasional 1 gate berkapasitas 268 kursi.
Kemudian ada dua unit converyor belt untuk domestik dan 1 unit untuk internasional. Bandara juga dilengkapi Fight Information Display System dengan server 4 unit dan display 152 unit.
Tak hanya itu, counter Imigrasi juga disediakan untuk kedatangan 3 unit dan keberangkatan 4 unit. Ada ratusan troli yang disediakan guna memudahkan penumpang membawa barang-barangnya .
Keberadaan berbagai fasilitas ini juga menuai pujian Arie Setiarto, staf maskapai Lion Air, yang sehari-hari bertugas di Bandara Jenderal Ahmad Yani. Menurutnya, di terminal baru pengguna jasa bandara merasa lebih nyaman karena dimanjakan sarana dan prasarana memadai.
"Paling mencolok, ada mesin check in counter. Jadi tidak perlu antre kecuali bagasi. Maskapai kami juga menggunakan aplikasi check ini tapi ada penumpang yang lebih terbiasa check in di bandara," ujarnya.

Akses menuju bandara yang bebas macet tak luput dari sanjungannya . Selain itu, ada pilihan transportasi menggunakan layanan bus rapid transit (BRT) bagi mereka yang tidak membawa kendaraan pribadi atau naik taksi.
Apresiasi atas perkembangan bandara juga diungkapkan Muhammad Hamdi, pemilik agensi JNT. Pelaku usaha agensi ekspedisi yang ada di Jawa Tengah dapat lebih mudah mengirimkan barang ke luar Jawa.
"Pengiriman bisa lebih cepat kalau ke luar Jawa, khususnya ke Indonesia Timur. Tidak perlu lagi menggunakan truk, cukup melalui pesawat bisa lebih cepat," kata dia.
Dia bersyukur terminal kargo baru lebih luas dibandingkan bandara lama. Daya tampung pun menjadi lebih besar.
"Kalau di bandara baru ini lebih luas, agennya lebih banyak. Di bandara lama sempit sampai overload, barang-barang sampai diletakkan di luar bangunan," tuturnya.
Hamdi yakin pembangunan dan pengembangan sejumlah bandara di era Jokowi sangat relevan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pembangunan bandara di mana-mana bisa dilihat bahwa ekonomi bertumbuh pesat," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.