Berita Video
Video Petani Milenial di Jateng Keluhkan Sulitnya Pemasaran Hingga Kualitas Produk Pertanian
Para petani muda di Jawa Tengah mengeluhkan berbagai tantangan selama menekuni bidang pertanian di antaranya stabilitas harga
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Tim Video Editor
Petani milenial asal Ngombol Purworejo Scantya Aulya rahma (23) mengatakan, bergelut di bidang pertanian dengan komoditas pisang dengan melibatkan 50 Kelompok Wanita Tani (KWT).
Puluhan petani tersebut berasal di wilayah Purworejo dan Kulonprogo yang memiliki potensi pisang yang cukup besar.
Tanaman pisang dari bogol diolah menjadi keripik, batang pisang untuk gudek, dan daun untuk es dawet.
"Keripik pisang dari bogol sudah pernah diekspor ke Dubai sampai 50 ton pada tahun 2020-2021. Tahun ini belum ada permintaan lagi," terangnya.
Dia mengaku, petani muda sekarang harus terus berinovasi untuk menggantikan para petani saat ini yang mayoritas sudah sepuh.
"Kami juga perlu pendampingan pemerintah makanya bergabung ke petani milenial. Misal saat ini ada program makan gratis maka perlu melibatkan petani muda," terangnya.
Para petani milenial yang dikumpulkan oleh Kementan tersebut tergabung dalam Program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services) yakni program yang bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan dan ketenagakerjaan generasi muda.
"Program YESS sudah dijalankan selama 6 tahun yang mampu mencetak 3 ribu petani muda yang menjadi enterpreuner di bidang pertanian," jelas Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga didapuk menjadi Bapak Petani Milenial.
Sudaryono melanjutkan, program mencetak petani muda akan terus dilanjutkan hingga lebih dari 30 ribu bahkan 300 ribu petani.
Para petani muda yang sudah ada nantinya akan diberdayakan menjadi tim task force atau satuan tugas (Satgas) dalam rangka penyebaran pelatihan penyuluhan terhadap petani muda lainnya di indonesia.
"Kami garap itu karena di luar sana masih ada anak muda yang mau bertani bahkan menjadi pengusaha di bidang pertanian seperti budidaya, pengolahan, distribusi, dan ekspor impor," tuturnya.
Dalam program petani milenial, Kementan menggandeng IFAD (International Fund for Agricultural Development) badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Lembaga Keuangan Internasional yang menanggulangi kelaparan dan kemiskinan di masyarakat pedesaan.
"Kami mendukung program YESS pada pengembangan agro bisnis pemuda dengan target mendukung 220 ribu pemuda dalam produksi, inklusi keuangan, pengolahan, dan pertanian digital," terang Country Director IFAD, Hani A. Elsadani Salem.
IFAD saat ini sedang mempersiapkan tahap akhir persetujuan kerjasama serupa dengan memperluas wilayah ke delapan provinsi di Indonesia termasuk Jawa Tengah. (Iwn)
Video 183 Siswa SMPN 1 Kragan Rembang Keracunan, Distribusi MBG Dihentikan |
![]() |
---|
Video Hujan Angin Rusak 4 Rumah dan 1 Sekolah di Petungkriyono Pekalongan |
![]() |
---|
Video Demo Petani Pati Desak Bupati Sudewo Keluarkan Rekomendasi Pengajuan TORA Lahan 7,3 Hektare |
![]() |
---|
Video Lagi Asyik Ngopi di Kafe, Pengedar Sabu di Brebes Dibekuk Polisi |
![]() |
---|
Video Jasad Petugas Kebersihan Ditemukan di Selokan Semarang, Polisi Masih Dalami Penyebab Kematian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.