Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Belum Minta Maaf, Ibunda LAP Datangi Luthfi Dokter Koas Setelah Video Pemukulan Viral: Minta Damai

Belum Minta Maaf, Ibunda LAP Datangi Luthfi Dokter Koas Setelah Video Pemukulan Viral: Minta Damai

Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
KOLASE
Belum Minta Maaf, Ibunda LAP Datangi Luthfi Dokter Koas Setelah Video Pemukulan Viral: Minta Damai 

Pihak Universitas Sriwijaya juga membentuk tim investigasi internal untuk mengumpulkan fakta dan mencari solusi terbaik.

Dekan FK Unsri, dr. Syarif Husin, menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut dan mengecam keras segala bentuk kekerasan.

"Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami. Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan dilingkungan kampus maupun di luar kampus," kata dr Syarif Husin.

Saat ini pihak kampus sudah membentuk tim investigasi internal yang bertugas mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi permasalahan.

"Untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden pemukulan tim investigasi bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan mendalami fakta serta mencari jalan penyelesaian yang terbaik," katanya.

Pihaknya juga sudah mendapat informasi bahwa korban sudah melaporkan kejadian pemukulan tersebut ke Polda Sumsel. 

Pihaknya tetap mendukung proses penyelidikan dari pihak kepolisian yang sudah menerima laporan tersebut. Ia berharap laporan korban dapat berjalan dengan baik adil, transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan kepada semua pihak yang terlibat. 

"Kami juga meminta semua pihak untuk menjaga ketentraman dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkeruh situasi," tambahnya.

Kasus ini menjadi viral di media sosial, memunculkan tagar #AnakMama yang merujuk pada dugaan status keluarga LAP sebagai anak pejabat.

Warganet menyoroti dugaan penggunaan kuasa untuk mengintimidasi korban. Bahkan, dosen FK Unsri, dr. Hendra Cipta, turut menyuarakan keprihatinannya melalui media sosial.

“Kasian muridku, mereka mau jadi dokter, bukan petarung. Kekerasan semacam ini tidak memiliki tempat di negeri ini,” tulis dr. Hendra.

Dalam pesan DM antara keduanya, keluarga korban tampak berterimakasih kepada dosen tersebut karena memviralkan kejadian tersebut.

"Terimakasih dok karena sudah mengangkat kasus ini, saya selaku kakanya berterimakasih sekali," kata Audi.

"Pelaku sudah minta maaf?" Tanya sang dosen.

Audi pun mengungkap bahwa alasan sang adik tidak melawan adalah karena sedang memakai almamater dan atribut koas.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved