Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Staf UIN Alauddin Makassar Kaget hingga Meninggal usai Namanya Disebut Seorang Tersangka

Seorang staf tewas karena kaget dan syok namanya dikaitkan dengan sindikat uang palsu tersebut

Editor: muslimah
Tribun Timur
Penampakan barang bukti sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar 

TRIBUNJATENG.COM, MAKASSAR- Kasus uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menelan korban meninggal dunia.

Seorang staf tewas karena kaget dan syok namanya dikaitkan dengan sindikat uang palsu tersebut.

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, meski nama staf tersebut disebut oleh salah satu tersangka yang kini ditahan di Polres Gowa, pihaknya tidak memiliki bukti yang cukup untuk mengaitkan almarhum dengan produksi uang palsu.

Baca juga: Cara Cek Uang Palsu Jangan Dibelah, Bank Indonesia Pastikan Tidak Bisa Masuk ke ATM

"Yang meninggal itu bukan tersangka produksi maupun peredaran uang palsu. Walaupun nama almarhum disebut oleh salah satu tersangka. Hal ini tidak mempengaruhi proses penyelidikan," ungkap Reonald saat dikonfirmasi, Senin (23/12/2024). 

Kasus uang palsu yang diduga diproduksi di kampus 2 UIN Alauddin Makassar telah menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.

Banyak pedagang di sejumlah pasar menjadi ragu untuk melakukan transaksi tunai, terutama menggunakan pecahan Rp 100 ribu.

Mereka khawatir menjadi korban peredaran uang palsu.

Kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap jaringan sindikat ini dan memastikan keamanan transaksi di masyarakat.

Andi Ibrahim Kibuli Satpam saat Bawa Mesin Pencetak Uang Palsu 

Reonald Simanjuntak menjelaskan aksi tersangka Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu seberat 3 ton, seharga Rp 600 juta ke dalam kampus UIN Alauddin Makassar.

Rupanya upaya Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke dalam kampus sempat dicegat satpam kampus.

Namun Andi Ibrahim berhasil meyakinkan petugas satpam dengan alasan mesin tersebut ingin dipakai untuk cetak buku.

Reonald Simanjuntak juga mengatakan setelah dilakukan rekonstruksi pihaknya mengetahui cara tersangka membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke kampus tersebut.

"Tersangka membawa mesin cetak uang palsu ke kampus tersebut menggunakan alat papan untuk memasukkan itu untuk memudahkan mendorong," katanya.

"Karena waktu rekonstruksi itu kita coba 25 personel untuk angkat mesin tersebut tidak bisa terangkat. Tapi kalau didorong pakai papan bisa. Dan saat rekonstruksi ada beberapa lantai pecah pada saat dimasukkan oleh tersangka di salah satu ruangan bekas toilet di perpustakaan," jelasnya.

Ruang Penyimpanan Mesin Cetak Uang Palsu Diberi Peredam Suara

Luas ruangan tempat penyimpanan mesin cetak uang palsu tersebut sebesar 2 x 4 meter persegi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved