Wonosobo Hebat
Pedagang Sapi di Wonosobo Mulai Resah Usai Merebaknya PMK, Harga Jual Kian Merosot
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Peningkatan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Wonosobo berdampak pada penjualan sapi di pasar hewan Wonolelo.
Salah seorang pedagang sapi di pasar hewan Wonolelo, Yasir mengungkapkan adanya PMK ini berimbas pada stok ternak sapi menurun, pembeli berkurang, serta harga jual yang semakin merosot.
"Sapi ngga ada, pembeli ngga ada. Ada penurunan hingga 70 persen mbak, sejak dua bulan yang lalu," ucap Yasir pedagang sapi asal Kuripan, Watumalang.
Ia menyebut saat pasaran di pasar hewan Wonolelo, 4 sapi dapat dijualnya. Namun sejak PMK merebak penurunan begitu terasa.
"Biasa kalau di Wonosobo jual empat ekor, sekarang satu saja ngga bisa terjual ngga ada yang beli, dampaknya sangat terasa," sebutnya.
Tidak hanya berkurangnya pembelian, harga sapi juga kian merosot imbas virus PMK ini. Yasir mengungkapkan penurunan harga sapi hingga mencapai Rp 4 juta.
"Sekarang yang kemarin harganya Rp 18 juta bisa jadi Rp 14 juta, ada penurunan mbak. Pasar hewan saja sekarang sepi mungkin hanya ada berapa pedagang saja, 8-9 orang yang bawa sapi," jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang sapi lain di pasar hewan Wonolelo. Hermanto mengungkapkan banyak peternak sapi yang menjual sapinya karena takut terjangkit PMK.
Bahkan beberapa peternak sapi yang ditemuinya lebih memilih tidak memelihara untuk sementara waktu hingga PMK menghilang.
"Saya beli sapinya dari petani langsung. Petani takut kena PMK jadi didol (dijual). Petani ngga mau ambil resiko. Misal sapi harga Rp 15 juta kalau sampai lumpuh total kena PMK paling laku Rp 8 juta - Rp 9 juta, kasihan petani," terangnya.
Ia berharap akan ada penanganan khusus dari pemerintah untuk mengantisipasi virus PMK semakin merebak menjangkit ternak di Wonosobo.
"Vaksinasi sudah ada tahun lalu tapi ngga semuanya divaksin. Semoga cepat usai PMK ini," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dispaperkan Kabupaten Wonosobo, Heri Prasetya membenarkan ada penurunan aktivitas di pasar hewan Wonolelo. Ia menyebut belum ada rencana penutupan pasar hewan di Wonosobo.
"Iya sekarang-sekarang ada penurunan tapi tidak sampai sepi ya pengaruh adanya PMK juga pastinya," tuturnya.
Data dari awal tahun hingga Selasa (14/1/2025) menunjukan, 130 ternak sapi di Wonosobo positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Jumlah ini cukup mengagetkan pasalnya sepanjang tahun 2024 hanya ditemukan 140 kasus PMK.
Heri menjelaskan, tidak hanya di Wonosobo lonjakan kasus PMK juga terjadi di daerah lain di Jawa Tengah bahkan Yogyakarta dan Jawa Timur.
Perubahan musim jadi salah satu pemicu penyebaran PMK pada hewan ternak. Selain itu menurunnya jumlah vaksinasi tahun lalu mengakibatkan ternak baru mudah terpapar akibat belum dilakukan vaksinasi.
"Rencana besok hari Kamis kita ambil vaksin, minggu depan kita vaksinasi di beberapa tempat. Nanti kita identifikasi ternak yang belum terpapar PMK akan divaksinasi. Beberapa tempat ada yang sudah mengusulkan seperti Bomerto dan Mlipak," ujarnya.
Heri mengimbau peternak untuk selalu proaktif melaporkan temuan kasus yang mengarah pada PMK segera melaporkan ke petugas Dispaperkan Wonosobo yang ada di tiap-tiap kecamatan agar cepat mendapatkan penanganan. (ima)