Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Prabowo : Jika Tak Bekerja untuk Rakyat Saya Singkirkan, Ancaman Menteri yang Tak Seirama

Setelah 100 hari lebih, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berjalan, isu reshuffle atau perombakan kabinet mencuat

tribunnews
Presiden RI Prabowo Subianto. 

Kata Prasetyo, saat ini seluruh jajaran menteri di Kabinet Merah Putih termasuk dirinya, masih bekerja. "Belum (ada kabar reshuffle), lagi kerja, lagi kerja," kata dia.

Ditemui di lokasi yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono juga menyatakan dirinya belum pernah mendengar ada isu reshuffle di kabinet. "Saya belum tahu malahan," kata Sugiono.

Saat disinggung lebih jauh soal pernyataan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang mendengar keluhan kalau ada menteri yang masih belum seirama, Sugiono enggan menimpali. Menurut dia, pernyataan tersebut bisa dipastikan kembali kepada Dasco. "Bilang sama bang Dasco aja tadi kan bang Dasco (yang bilang)," kata dia.

Harus Siap

Sementara itu Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI Maruarar Sirait menyatakan sejatinya keputusan melakukan reshuffle adalah murni menjadi kewenangan mutlak Presiden RI.

Menurut dia, seluruh menteri harus siap dengan apapun keputusan Presiden nantinya terhadap komposisi kabinet.

"Ya itu kan haknya prerogatif dari presiden ya, jadi tentunya presiden memiliki hak sesuai dengan konstitusi ya," kata dia. "Harus dihormati dan itu tentunya para menteri harus siap, siapapun yang direshuffle tentunya harus siap, itu adalah kewenangan penuh presiden," kata Ara.

Terlalu Cepat

Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai Presiden Prabowo Subianto terlalu cepat jika melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Dia menyebut 100 hari tidak bisa mengukur kinerja para menteri.

"Sebenarnya 100 hari ini enggak bisa kita mengukur bahwa kinerja sebuah pemerintahan itu buruk atau tidak buruk. Enggak cukup waktunya. Tapi apakah dia punya tren positif atau tidak. Ada kesalahan fatal atau tidak," ujar Doli.

Golkar, kata Doli, tidak khawatir jika ada kadernya yang menjadi menteri kena reshuffle di kabinet merah putih. Apalagi, kader partai berlambang pohon beringin itu paling banyak mengisi jabatan menteri.

"Masing-masing partai ini kan memberikan kader terbaik, apalagi Golkar. Ada 8 kader terbaik kami, termasuk ketua umum kami loh ya. Ketum itu kan adalah kader terbaik partai. Makanya karena dia terbaik, makanya dipilih jadi ketum," jelasnya. "Ya biasa saja. Selama yang penting presiden kasih tugas apa, dikerjakan," sambungnya.

Lebih lanjut, Doli memastikan keputusan reshuffle ada di tangan Presiden Prabowo. Sebab, mantan Menteri Pertahanan itu yang paling mengetahui mengenai kinerja para menterinya.

"Ya soal reshuffle penyusunan menteri kabinet itu kan dalam peraturan kita kan adalah kewenangan hak prerogatifnya Presiden. Jadi saya kira yang paling tahu, kapan atau perlu atau tidak reshuffle dilaksanakan, itu Presiden," ujarnya.(tribun network/igm/riz/dod)

Baca juga: Tumpukan Sampah Sisa Banjir Patebon Kendal Belum Sepenuhnya Teratasi, Masih Tersisa 20 Persen

Baca juga: Kopi Ling Sem Semarang, Sajikan Kopi Tradisional dan Soft Sourdough Bread Handmade

Baca juga: Untungnya Tidak Dimassa, 2 Maling Gasak Sepeda Ontel Ketahuan Warga Kemangkon Purbalingga

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved