Cilacap
Jelang Ramadan Makam Ciguling Majenang, Cilacap Dipenuhi Pedagang Bunga Ziarah
Pemandangan berbeda terlihat ketika melintas di Jalan Raya Banjar - Purwokerto tepatnya di kawasan Makam Ciguling Majenang menjelang ramadan
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Pemandangan berbeda terlihat ketika melintas di Jalan Raya Banjar - Purwokerto tepatnya di kawasan Makam Ciguling Majenang menjelang ramadan seperti saat ini.
Makam yang berada di sisi jalan nasional ini ramai dipenuhi oleh para peziarah di H-2 ramadan, Kamis (27/2/2025).
Para peziarah terus berdatangan bersama keluarga dan rombongan sejak pagi hari.
Selain dipenuhi oleh peziarah, di sepanjang bahu jalan nampak dipenuhi pula oleh para pedagang bunga setaman atau bunga ziarah.
Puluhan pedagang bunga setaman berjejer di sepanjang bahu jalan tersebut untuk menawarkan bunga kepada para peziarah.
Tentunya momen ziarah menjelang ramadan seperti saat ini menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang bunga.
Terlebih momen seperti ini hanya ditemui sekali dalam setahun yakni menjelang ramadan.
Salah satu pedagang bunga setaman, Turminah (45) mengaku ketiban berkah dengan adanya tradisi nyekar di momen jelang ramadan.
"Ya alhamdulillah ikut dapat berkah dari orang-orang yang berziarah di makam menjelang ramadan," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com
Turminah bersyukur momen menjelang ramadan yang hanya ditemui setahun sekali ini menjadi ladang cuan bagi para ibu rumah tangga di kawasan makam tersebut.
Puluhan ibu rumah tangga yang sehari-hari menjalankan aktifitas rumahan kini beralih profesi menjadi pedagang bunga setaman di sepanjang jalan.
"Kalau menjelang ramadan ibu-ibu hampir satu komplek disini menjadi pedagang bunga musiman, setahun sekali," kata dia.
Diceritakan Turminah bahwa dia bersama puluhan ibu-ibu sekitar mendirikan tenda di sepanjang jalan untuk berjualan bunga.
Biasanya para pedagang bunga mulai berjualan di bahu jalan kawasan makam sejak H-7 ramadan.
Namun puncak ziarah makam biasanya terjadi pada H-3 hingga H-1 ramadan.
"Seminggu sebelum ramadan sudah mulai jualan, disini sudah ramai peziarah tapi paling ramai tiga hari sebelum ramadan," ungkapnya.
Berjualan bunga setaman di bahu jalan bukan merupakan hal baru bagi Turminah.
Diungkapkan Turminah bahwa dirinya sudah berjualan bunga setaman sejak puluhan tahun lalu dan menurutnya hal tersebut sudah menjadi tradisi.
Satu bungkus bunga setaman yang terdiri dari kembang 7 rupa dijual dengan harga Rp2500 saja.
Dalam sehari dia biasanya mampu menjual hingga 200 bungkus.
"Sehari bisa lah sampai 200 bungkus," katanya.
Adapun bunga setaman itu biasanya didapatkan para pedagang bunga dari wilayah lokal Majenang.
Sementara itu salah satu peziarah, Wulandari (49) mengungkapkan bahwa ziarah makam atau nyekar makam sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Majenang, Cilacap.
Setiap tahun menjelang ramadan, dia dan keluarganya selalu berziarah ke makam leluhurnya di Makam Ciguling, Majenang.
"Sudah menjadi tradisi sejak jaman dahulu kalau mau ramadan pasti kita nyekar ke makam leluhur," ujarnya. (pnk)
Penyebab Atap Masjid Nurul Iman di Cilacap Ambruk, Hujan Deras Tiga Hari |
![]() |
---|
Tak Hanya Padamkan Kebakaran, Damkar Evakuasi Burung Hantu Nyasar di Rumah Warga Cilacap |
![]() |
---|
Ancaman Banjir di Cilacap Masih Tinggi Meski Sudah Agustus, BPBD Perkuat Mitigasi |
![]() |
---|
Putret 91 Mobil Hias Ramaikan Karnaval HUT RI, Ada yang Jadi Naga |
![]() |
---|
Ketika Ratusan Pemuda Desa Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 500 Meter, Potret Persatuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.