Wonosobo Hebat
Desa Buntu Wonosobo Jadi Percontohan Desa Damai Berkelanjutan, Warganya Punya Toleransi yang Tinggi
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - The Asian Muslim Action Network (AMAN Indonesia) bersinergi dengan Pemerintah Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Program Desa Damai Berkelanjutan (DDB) dilaunching pada Kamis (27/2/2025) di GOR Desa Buntu.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan komunitas (community resilience) serta mempromosikan toleransi dan kohesi sosial.
Baca juga: 8 Hari Tempa Diri di Akmil, Bupati Wonosobo: Siap Emban Tanggung Jawab dengan Mental Baja
Baca juga: Jadwal Event Wonosobo Maret 2025, Ada Lengger Gugah Sahur
Kepala Desa Buntu, Suwoto menjelaskan, Program Desa Damai Berkelanjutan ini diharapkan mampu menciptakan menciptakan lingkungan yang harmonis, menguatkan peran perempuan, serta memastikan perlindungan terhadap anak, mewujudkan Desa Buntu yang lebih bersatu dan sejahtera.
“Pembentukan Desa Damai Berkelanjutan merupakan bagian dari program strategis pemerintah desa."
"AMAN Indonesia mendukung program ini, mengacu pada 10 indikator utama Pemerintah Pusat, termasuk penguatan perempuan dan perlindungan anak serta mendukung perempuan dalam proses pembangunan Desa Buntu,” lanjut Suwoto.
Sementara itu, Direktur AMAN Indonesia, Dwi Rubiyanti Kholifah mengapresiasi peran pemerintah desa dalam keberagaman yang tercipta di Desa Buntu hingga saat ini.
Peran perempuan terbukti mewarnai pendidikan hingga perdamaian lingkungan hingga berdaya di desa.
“Kami berharap agar semua elemen berkolaborasi dan bersinergi untuk meningkatkan DDB di Desa Buntu ini, yang nantinya akan menjadi percontohan tidak hanya di Wonosobo, namun mampu menginsipirasi Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PPPKBPPA Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati menyampaikan, penunjukan Desa Buntu sebagai Desa Damai Berkelanjutan sangat tepat karena desa ini dikenal mempunyai nilai toleransi yang tinggi.
Memiliki masyarakat dengan empat agama berbeda, warga desa tersebut memiliki toleransi dan saling menghormati antar pemeluk agama.
“Ini implementasi yang sesungguhnya di kehidupan sehari-hari, serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak terwujud di Kabupaten Wonosobo dengan dukungan penuh pemerintah,” ujar Dyah.
Desa Buntu juga memiliki keindahan sikap warga yang sangat menghargai keragaman.
Hampir 3.000 jiwa warga dengan agama Islam, Katolik, Kristen Protestan, dan Budha dapat hidup berdampingan selama bertahun-tahun.
Sehingga Desa Buntu ini cocok dijadikan contoh untuk membangun rasa toleransi dari keragaman dan perbedaan. (*)
Baca juga: DPRD Desak Pemkot Semarang Lakukan Kajian Jalur Silayur, Titik Sering Terjadi Kecelakaan
Baca juga: Viral 6 Remaja Konvoi Motor Bawa Celurit, Ditangkap di JLS Pati
Baca juga: Polisi Bakal Hadirkan Pelaku Saat Rekonstruksi Kasus Ayah dan Anak di Blora yang Tewas Diracun
Baca juga: Promo Diskon 20 Persen Selama Ramadan 2025 di Planet Surf Mall Paragaon Semarang