Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Dana Koperasi Karyawan Sritex Rp 7 Miliar Raib, KSPI Jateng Tuntut Transparansi!

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jateng menyoroti berbagai kepentingan yang diduga melatarbelakangi kasus PT Sritex. 

Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/BUDI SUSANTO
POSKO PENGADUAN - Aulia Hakim Sekertaris KSPI Jateng bersama jajarannya berfoto di depan posko pengaduan dan advokasi untuk buruh PT Sritex di Jalan Subali Kota Semarang, Minggu (9/3/2025). Posko bernama Posko Orange tersebut akan dibuka di dua titik yaitu Kantor KSPI Jateng dan di depan PT Sritex mulai esok hari. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jateng menyoroti berbagai kepentingan yang diduga melatarbelakangi kasus PT Sritex

Sekretaris KSPI Jateng, Aulia Hakim, mengungkapkan kasus ini bukan sekadar persoalan keuangan, tetapi juga penuh dengan unsur kesengajaan yang mengorbankan pekerja.

"Dari sudut pandang kami, kasus PT Sritex sarat dengan banyak kepentingan," ujar Aulia saat ditemui di kantornya, Minggu (9/3/2025).

Baca juga: Pastikan Karyawan PT Sritex Bisa Cairkan JHT, BPJS Ketenagakerjaan Buka Layanan Prioritas

Salah satu temuan KSPI Jateng adalah penggunaan uang koperasi karyawan PT Sritex oleh Iwan Lukminto sebesar Rp 7 miliar. 

Menurut Aulia, hal ini berdampak langsung pada karyawan yang ingin mengambil Sisa Hasil Usaha (SHU), namun mengalami kesulitan akibat dana yang telah digunakan.

KSPI Jateng juga mencurigai adanya unsur kesengajaan dalam pemailitan PT Sritex

Aulia menduga bahwa langkah ini dilakukan agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan kembali melalui anak-anak perusahaannya yang berjumlah sekitar 19 entitas bisnis.

"Ada indikasi bahwa empat anak perusahaan sengaja dikorbankan untuk menyelamatkan 15 anak perusahaan lainnya," ungkapnya.

Baca juga: INFOGRAFIS Ada 3 Investor Tawarkan Sewa Aset Pabrik Eks Sritex

Sebagai organisasi yang memperjuangkan hak-hak buruh, KSPI Jateng menekankan pentingnya transparansi dalam kasus ini. 

Aulia menegaskan bahwa seluruh fakta harus diungkap agar dampak sosial di Jateng, seperti peningkatan pengangguran dan ketidakstabilan ekonomi, bisa dicegah.

"Kami ingin kasus ini dibuka secara terang-benderang, agar tidak ada dampak sosial yang lebih besar, seperti meningkatnya angka pengangguran dan ketidakpastian bagi para pekerja," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved