Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Emas Digital Hingga Inovasi ATM Emas, Jadi Fokus Layanan BSI Tahun 2025

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas yaitu penitipan emas dan perdagangan emas melalui 3 fokus

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
FOKUS LAYANAN 2025 - (Kiri - Kanan) Retail Financing Business Deputy, Latif Komarudin; Regional CEO, Ficko Hardowiseto; dan Toni Budi Kartono, Funding & Transaction Business Deputy menunjukkan superapp BYOND by BSI di Semarang, Senin (10/3/2025). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas, yaitu penitipan emas dan perdagangan emas melalui 3 fokus layanan pada tahun 2025 ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas yaitu penitipan emas dan perdagangan emas melalui 3 fokus layanan pada tahun 2025 ini.

Disampaikan Regional CEO BSI Semarang Ficko Hardowiseto, ketiga fokus tersebut, pertama yakni BSI Emas Digital yaitu jual-beli dan titip emas melalui BYOND by BSI.

Kedua, BSI Gold berupa kemudahan membeli emas fisik secara tunai dan cicil dengan harga terjangkau; dan ketiga adalah BSI ATM Emas untuk kemudahan cetak emas di pusat dan cabang BSI.

"Bahkan BSI ATM Emas menjadi yang pertama di Indonesia yang dimiliki entitas yang menjalankan bisnis bank emas," jelasnya di Semarang, Senin (10/3/2025). 

Ficko mengungkapkan, optimisme ini tidak terlepas dari jumlah nasabah BSI yang mencapai 21 juta, dengan sekitar 8 juta pengguna super app BYOND.

Saat ini, operasional perseroan pun didukung oleh jaringan kantor cabang yang mencapai 1.130 outlet.

"BSI juga diperkuat oleh lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas, dan juga ke depan akan memiliki sekitar 50 BSI ATM Emas," lanjutnya.

Sementara itu, BSI memperkuat komitmen untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, setelah perseroan resmi ditunjuk sebagai salah satu pengelola bisnis bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia pada 26 Februari lalu.

Menurut Ficko, emas menjadi komoditi yang akan terus dikembangkan perseroan sebagai new game changer di industri perbankan syariah. 

Hal tersebut didasari potensi dan peluang pengembangan alternatif bisnis yang memberikan nilai investasi bagi masyarakat.

"Diresmikannya BSI sebagai salah satu entitas yang menjalankan bisnis bank emas berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat, industri, dan insyaAllah perekonomian bangsa melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” ujarnya.

Ia melanjutkan, peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia juga sangat besar, melihat permintaan emas per kapita Indonesia masih terendah di Asia Tenggara, 0,16 gram per orang.

Di sisi lain mengacu kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, dari sektor hulu ke hilir. 

Sementara jumlah perhiasan dan emas batangan sebesar 321 Ton yang merupakan aset yang dapat dimonetisasi.

Disebutkan, jumlah ini berpotensi untuk terus meningkat mengingat Indonesia memiliki potensi cadangan emas Indonesia nomor 6 terbesar di dunia setara dengan 2.600 ton.

Di sisi lain Indonesia termasuk dalam negara top 10 produsen emas global yang memproduksi sekitar 100 ton emas pada 2020.

Menurut Ficko, melalui usaha bank emas BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas, memonetisasi aset emas yang kurang produktif, dan tentunya memberikan kemudahan alternatif investasi syariah.

Upaya ini tidak terlepas dari misi BSI melanjutkan arahan pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional. Juga untuk mendukung visi pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang yang diproyeksikan mencapai 8 persen pada 2029. 

Ficko mengatakan pihaknya optimistis bank emas atau usaha bulion akan memberikan daya tarik bagi para pelaku industri hulu hingga hilirisasi emas yang memberikan nilai tambah pada rantai produksi. Sebab, hilirisasi logam mulia meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat. 

“Di BSI sendiri bisnis bank emas memiliki berbagai keunggulan. Pertama, layanan bank emas pertama di Indonesia dengan salah satu yang ditawarkan adalah BSI Gold Karatase 99,99 % SNI dan Sertifikat MUI.

Kemudian, jaringan BSI Agen lebih dari 110.000 di seluruh Indonesia yang bisa melayani bisnis emas BSI. Serta layanan bank emas yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun melalui BYOND by BSI,” kata Ficko.

Adapun bisnis emas BSI, disebutkan terus mengalami lonjakan pertumbuhan yang sangat signifikan melalui produk Gadai Emas, Cicil Emas, Tabungan E-Mas dan BSI Gold. Sehingga kehadiran bisnis bank emas ini akan melengkapi ekosistem yang sudah dibangun sebelumnya.

Tercatat sepanjang 2024 baki debit naik 78?ri Rp6,9 triliun ke Rp7,1 triliun secara tahunan.

Fee based ikut terkerek 26?ri Rp737 miliar ke Rp930 miliar. Jumlah nasabah tumbuh 50?ri sekitar 308.600 menjadi 463.700. Sedangkan penitipan emas/custody naik 57?ri 268 kg menjadi 443 kg. Sehingga selama tahun 2024 total emas kelolaan BSI telah mencapai 17,5 ton dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton. (*)

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 2 Halaman 73 Bab 3 Kurikulum Merdeka

Baca juga: Komisi III DPR Soroti dugaan Manipulasi Dokumen Impor Tekstil, Merontokan Industri Tekstil Tanah Air

Baca juga: Lirik Lagu Handlebars Jennie BLACKPINK feat Dua Lipa, Lengkap dengan Terjemahan Indonesia

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved