Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lebaran 2025

Kisah Penjual Mie Ayam di Semarang Diserbu Pembeli saat Lebaran, Pembayaran Pakai QRIS Urai Antrian

Bosan dengan sajian opor di rumah saudaranya yang terletak di Perbalan, Purwosari, Kecamatan Semarang Utara.

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
(TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D)
KULINER MIE AYAM DAN BAKSO- Warung Jayasari cabang Abdulrahmansaleh ramai saat lebaran, jadi kuliner alternatif masyarakat pengganti lontong opor. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bosan dengan sajian opor di rumah saudaranya yang terletak di Perbalan, Purwosari, Kecamatan Semarang Utara, Chairul Muslim pemudik asal Depok ini memilih menu bakso dan mie ayam sebagai alternatif kuliner saat momentum lebaran pada, Rabu (2/4/2025).

Tak hanya dia seorang yang bosan dengan sajian kuliner lontong opor dan sambal goreng, Chairul bersama ibunya dan istri serta satu anaknya memilih untuk mencari mie ayam dan bakso.

Berhubung tiba di Kota Semarang, dengan mengendarai mobil berwarna merah, Chairul dan rombongan memilih warung makan Mie Ayam dan Bakso Jayasari, yang tergolong legendaris dan menjadi andalannya. 

Ada dua cabang lokasi mie ayam tersebut yakni Puspogiwang dan di cabang Abdulrahmansaleh, namun kali ini dia memilih cabang Abdulrahmansaleh.

Chairul datang langsung memesan dua mangkok bakso dan satu porsi mie ayam bakso serta es teh dan es jeruk, kemudian duduk di meja nomor 8.

Hitungan detik ketika hampir duduk dia sempat kaget karena pesanannya langsung datang.

Cita rasa Bakso di warung tersebut menurutnya tak pernah berubah dari sebelum dia merantau ke Depok.

"Sebelum merantau saya biasanya di sana (Puspogiwang) tapi pingin coba di sini. Rasanya sama aja tidak berubah sama sekali, ngangenin dan tipikal baksonya itu beda, kerasa sekali daging sapinya. Saya ga nemu rasa yang mirip di Depok," ujarnya usai menghabiskan satu mangkok bakso.

Alasan memilih makan bakso dan mie ayam, Chairul dan keluarganya mengaku jenuh tiap kali bersilaturahmi ke tempat saudaranya, selalu disuguhi lontong opor dan sambal goreng. 

Pada hari lebaran persis hingga keesokannya Chairul masih sanggup untuk memakan lontong opor yang disuguhkan, namun kini dirinya merasa jenuh dan memilih untuk 'ngiras" bakso.

"Jenuh kalau makan lontong opor sama sambal goreng terus, hari pertama terus kedua lebaran okelah. Hari ketiga sudah kurang berselera, habis silaturahmi di rumah bude yang di Perbalan terus langsung nyari mie ayam sama bakso. Istri dan anak juga minta," jelasnya.

Usai menyantap hidangan tersebut, dia membayar dengan menggunakan aplikasi BRImo. Ada tiga jenis QRIS, termasuk QRIS BRI yang disediakan di warung bakso dan mie ayam Jayasari cabang Abdulrahmansaleh.

"Sekarang biasa pakai QRIS kalau transaksi, lebih mudah simple dan tidak ribet. Kebetulan perusahaan tempat saya bekerja juga ngegajinya pakai BRI, dan diaplikasi mobile banking BRI tergolong lengkap fiturnya sekalian scan QRIS buat bayar, jadi sudah terbiasa," tuturnya.

Kasir pun juga terbiasa dengan melakukan transaksi nontunai atau menggunakan scan Barcode QR. Usai menghitung porsi pesanan makan Chairul, kasir menyebut jumlah nominal dan pelanggan melakukan scan QRIS untuk transaksi.

Sehingga tak ada antrian panjang dan kesulitan untuk mencari kembalian saat bertransaksi.

Sementara itu, Triatmo pengelola Mie Ayam dan Bakso Jayasari cabang Abdulrahmansaleh mengakui bahwa tiap lebaran hingga H+7 peminat mie ayam dan bakso meningkat drastis ketimbang hari-hari biasanya.

Hal ini seperti sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mie ayam dan bakso ketika seusai lebaran.

"Iya seperti jadi tradisi gitu, mungkin karena bosan dengan lontong opor jadi banyak yang cari mie ayam dan bakso, pembelinya itu meningkat lebih rame saat lebaran. Kalau dari tahun kemarin itu, biasanya sampai H+7 ramainya," ujar Triatmo.

Triatmo sempat bingung jika ditanya jumlah porsi bakso dan mie ayam yang laku pada saat momen lebaran seperti ini. Hanya satu kata yang sering muncul dari mulutnya yakni "banyak sekali".

"Banyak sekali mas, saya tidak hitung berapanya. Cuman sebelum lebaran ini kami beli daging sapi itu dibatasin tiga kwintal seharinya kalau untuk mie ayam itu sekitar satu kwintal, ya kira-kira segitu produksinya. Kalau porsi bisa sampai ribuan mangkok mungkin," jelasnya.

Triatmo mengatakan, kunci dibalik konsistensi bakso yang rasanya tak pernah berubah yakni pada jumlah daging ayam yang lebih banyak ketimbang tepungnya. 

"Kalau misal daging 10kg campurannya seperti tepung hanya beberapa ons saja, kami murni daging sapi, tidak ada campuran ayam. Karena nanti akan merusak tekstur dan rasa baksonya," ujarnya.

Selama momentum lebaran, dia mengaku buka lebih awal. Selama ada pembeli tiba pukul 09.00 WIB maka akan langsung di layanin, sedangkan jam tutup seperti biasanya namun apabila dagangannya habis di awal maka dia tutup di awal. Untuk di hari biasa Triatmo buka dari pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB.

Untuk harga per porsinya mulai dari Rp14.000 semangkok mie ayam, dan Rp24.000 untuk semangkok bakso komplit.

Transaksi Digital dan Inklusi Keuangan dengan BRImo 

Untuk berbelanja bahkan membeli mie ayam dan bakso, masyarakat sudah terbiasa untuk melakukan transaksi menggunakan QRIS.

Fitur QRIS BRImo mencerminkan komitmen jangka panjang BRI untuk memberikan solusi perbankan digital yang memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi sehari-hari.

Dengan menggunakan fitur tersebut memudahkan proses transfer agar lebih praktis dan efisien. nasabah hanya memilih fitur QRIS Transfer melalui aplikasi BRImo, menampilkan kode QR untuk di scan oleh pengirim, dan dana akan tertransaksi tanpa memasukan nomor rekening secara manual.

Sedangkan untuk penerima, bisa membuka QRIS di aplikasi untuk menunjukan kodenya. Atau bisa diprint untuk ditempel maupun dipajang agar pengguna QRIS lainnya tak kesusahan untuk transaksi.

Keamanan transaksi tetap menjadi prioritas utama BRI. Setiap transaksi QRIS Transfer memerlukan verifikasi PIN dari pengguna, memastikan keamanan tanpa mengorbankan kenyamanan.

Sementara itu dikutip dari website BRI, Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto, mengatakan bahwa fitur tersebut sesuai dengan komitmen BRI untuk menghadirkan transaksi yang aman, nyaman dan mudah diakses.

"BRI berkomitmen menjadikan BRImo sebagai solusi keuangan yang lengkap dan mudah diakses oleh seluruh kalangan. Serta setiap fitur di BRImo termasuk QRIS Transfer, mampu memberikan pengalaman pengguna dengan memberikan kemudahan tanpa mengurangi keamanan saat bertransaksi," tuturnya 

Inklusi keuangan dan perkembangan digitalisasi transaksi mendapat sorotan dari Pakar Ekonomi Universitas Diponegoro, Prof Nugroho Sumarjiyanto Banadictus Maria mengatakan layanan ini juga lebih mudah diakses oleh lapisan masyarakat yang memiliki m-banking. Transaksi menggunakan sistem QRIS BRI ini, memudahkan dan minim resiko.

"Ini bagus, bahkan untuk bertransaksi di manapun untuk beli bakso dan sebagainya, masyarakat tinggal scan saja tidak usah repot keluar dompet untuk bertransaksi. Nominal yang didapat juga selalu pas, yang terpenting adalah minim resiko. Seperti resiko penyebaran uang palsu ataupun kelebihan bayar," jelasnya. (Rad)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved