Berita Semarang
Metode Retort untuk UMKM, Terobosan MPM Muhammadiyah Kota Semarang Perluas Pasar Industri Rumahan
Guna meningkatkan daya tahan dan daya saing produk olahan makanan pelaku UMKM, Majelis Pemberdayaan Masyarakat
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Guna meningkatkan daya tahan dan daya saing produk olahan makanan pelaku UMKM, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPM PDM) Kota Semarang mengadakan pelatihan teknologi retort di PKBM Astabrata, Jalan Robyong, Mijen, pada Sabtu (12/4/2025).
Kegiatan ini menggandeng Iwan Permana, S.Si, pendiri Rumah Retort Bersama, yang menjadi pemateri utama dalam pelatihan tersebut.
Sebanyak 35 pelaku UMKM dari berbagai wilayah di Kota Semarang mengikuti pelatihan ini, khususnya yang bergerak di bidang produk olahan makanan.
Produk-produk seperti olahan daging ayam, sapi, ikan, hingga sambal berbahan dasar cumi, udang, dan teri menjadi fokus dalam pelatihan ini.
Pelaku UMKM diajarkan cara menggunakan teknologi retort untuk memperpanjang masa simpan produk tanpa mengorbankan kualitas dan rasa.
Selama ini, banyak produk UMKM mengalami kendala dalam memperluas pasar karena keterbatasan teknologi pengawetan dan pengemasan.
Produk olahan cepat rusak dan kemasan yang belum sesuai standar menjadi hambatan besar, sehingga pemasaran hanya terbatas di pasar lokal dengan umur produk yang singkat.
Di lain pihak, usaha kelas pabrikan sudah menerapkan teknologi pengawetan dan pengawasan secara modern.
Salah satunya dengan metode retort.
Yakni teknologi sterilisasi makanan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi.
Sehingga produk olahan makanan pabrikan bisa sangat tahan lama dengan kemasan yang berkualitas tinggi.
Lalu, bisakah teknologi pengawetan modern seperti retort digunakan untuk produk makanan olahan skala kecil UMKM?
Iwan Permana menjelaskan, teknik pengawetan retort melakukan sterilisasi pada makanan dengan suhu dan tekanan tinggi.
"Suhu dan tekanan tinggi dari mesin retort membasmi mikroorganisme seperti bakteri patogen yang menyebabkan penyakit dan bakteri pembusuk yang membuat makanan basi," terang dia.
Proses sterilisasi tersebut, lanjut lulusan biologi UGM ini, kurang lebih membutuhkan suhu sekitar 121-131 derajat celcius, tergantung dari bahan yang akan di sterilisasi.
Dengan teknologi retort, makanan olahan ayam, daging, ikan, telur bisa awet selama satu tahun dengan kandungan nutrisi dan rasa makanan yang terjaga.
Iwan menambahkan, biasanya teknik retort dilakukan dalam skala pabrikan dengan kapasitas produksi besar.
Sekali proses sterilisasi bisa berlangsung untuk ribuan kemasan produk olahan.
Hal ini untuk memenuhi skala ekonomis produksi.
"Namun sekarang, pelaku UMKM skala industri rumahan pun bisa mengawetkan produk olahannya dengan mesin retort. MInimal order 75 buah kemasan 100 gram saja sudah bisa di-retort" ujar Iwan.
Pelaku produk olahan makanan UMKM cukup menyiapkan makanan olahannya dalam kemasan tertutup (seal bag) dan dikirim ke pihaknya.
Ketua MPM PDM Kota Semarang, Adhi Putra Wicaksono,S.STP., M.M., M.Si., menyampaikan, MPM PDM Kota Semarang berupaya membantu pelaku UMKM dalam pengawetan dan pengemasan makanan dengan teknologi retort.
Hal ini agar pelaku UMKM skala kecil bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
"Kolaborasi MPM dengan pihak Rumah Retort Bersama memungkinkan pelaku UMKM industri rumahan melakukan retort produk olahan makanannya dalam skala kecil," ujar Adhi.
Produk makanan yang telah diawetkan dengan teknologi retort, bisa tahan lama dengan kemasan berkualitas tinggi.
"Sehingga produknya bisa menembus pasar ekspor. Bisa untuk suplai pangan darurat bencana dan bekal lauk untuk jamaah haji umrah. Juga bisa pula untuk bekal makanan alternatif para pekerja pertambangan maupun di pelosok daerah," tandasnya.
Pihaknya terus berkomitmen mendampingi pelaku UMKM agar bisa memasarkan produk olahan makanannnya ke seantero nusantara, bahkan luar negeri. (*)
Adu Presisi, Tukang Bangunan Unjuk Gigi Lomba Pasang Keramik di Semarang |
![]() |
---|
Kemeriahan Kirab Cheng Ho di Semarang: Merajut Toleransi dan Sejarah 6 Abad |
![]() |
---|
Jasirah Race 2025 Genjot Sport Tourism, Angkat Potensi Terpendam Jawa Tengah |
![]() |
---|
43 Hektare Tanah Lenyap Ditelan Laut: Kisah Marzuki Bangkitkan Mangrove Dari Ancaman Abrasi |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang: Festival Cheng Ho Diincar Dunia Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.