Terungkap! Inilah Wajah Asli Doktif Tanpa Topeng Saat di Pengadilan, Warganet: Cantik

TRIBUNJATENG.COM - Wajah influencer Doktif atau dokter detektif akhirnya terungkap dalam persidangan lanjutan kasus dugaan pencemaran nama baik dengan terdakwa selebgram Isa Zega di Pengadilan Negeri Kepanjen, Selasa (15/4/2025).

Dalam persidangan itu, dokter benama asli dr.Samira Farahnaz itu menjadi saksi fakta dalam kasus tersebut.

Dalam video yang diunggah akun Tiktok Yolo Ine @yolokoala, Dokter mengenakan baju putih dan kerudung hitam.

Baca juga: Sosok Desiree Tarigan Mantan Istri Hotma Sitompul, Orang Terkaya di Karo Sejak Jaman Dulu

Wajahnya terlihat jelas karena tak memakai topeng seperti biasanya.

Kemudian saat keluar rungan, Doktif mengenakan kaca mata hitam.

Video wajah doktif ini pun mendapat banyak komentar dari warganet.

Banyak yang memuji kecantikan doktif dalam unggahan Yolo Ine.

@hj zaifat_irma ???????????????? "emang cantik doktif mukanya kyak mix arab.klau mau jelas citra Kirana sm doktif dokter Amira/doktif"

@Ristimil "Iya emg doktif cantik bgt kak yoloo, dulu aku pernah kerja diklinik dia , sblm covid ampun kaya barbie muluss bgt gaada jerawat, rambut panjang , putih, tinggi keturunan arab jg"

@Niya Inya "memang doktif cantik gak ngebosenin di liat nyaa"

@Sandramodis "Berkat Doktif aku jadi rajin pakai Skincare dari Hanasui"

Dalam sidang ini, doktif yakin bahwa kata 'Shaundhesip' pada konten Isa Zega ditujukan pada pemilik skincare MS Glow, Shandy Purnamasari.

"Di mana dalam salah satu kontennya ia menyebutkan secara jelas Shandy Shaundhesip, bunting, hamidun," terang Doktif.
 "Ciri-ciri itu, siapa lagi kalau bukan owner MS Glow, Shandy Purnamasari? Memang saat itu ia (Shandy) sedang hamil," simpulnya.

Doktif mengatakan jika nanti akan ada bukti-bukti atas ucapan Isa Zega.

Doktif atau Samira mengaku jika ia menyimpan belasan konten Isa Zega yang diduga mencemarkan nama baik Shandy Purnamasari. 
Menurutnya, konten-konten yang diunggahnya tidak edukatif dan tidak baik untuk dikonsumsi masyarakat luas. 

"Saya lihat sendiri kontennya. Tapi beberapa waktu kemudian saya tidak mengikuti karena saya pikir memuakkan dan saya risih. Benar-benar bukan konten edukatif," pungkasnya.