Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS

Hidup Mati PSIS Semarang di Liga 1 Tergantung Pada Lima Laga Terakhir Musim Ini

Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius menyebut laga melawan Borneo FC punya tantangan tersendiri bagi timnya dalam

TRIBUNJATENG/Franciskus Ariel Setiaputra
BERI ARAHAN: Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius saat memberikan arahan dalam latihan sekaligus persiapan jelang menghadapi Borneo FC. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius menyebut laga melawan Borneo FC punya tantangan tersendiri bagi timnya dalam pertemuan kedua tim di pekan ke-30 BRI Liga 1 2024/2025, Jumat (25/4/2025) mendatang.


Seperti diketahui, lima laga tersisa musim ini merupakan pertandingan hidup dan mati tim Mahesa Jenar agar bisa selamat dari ancaman degradasi.


Menghadapi Borneo FC, Gilbert mengatakan tim Pesut Etam datang dengan ambisi besar merebut tiga poin di kandang PSIS.


Hal itu dikatakannya sebab melihat papan klasemen saat ini, Borneo FC masih punya kans finish di posisi empat besar klasemen akhir musim nanti.


Borneo FC saat ini ada di posisi tujuh klasemen dengan perolehan 43 poin. Jika punya catatan bagus di sisa lima kaga terakhir, bukan tidak mungkin Borneo FC akan merangkak naik ke posisi empat besar.


Hal itu disadari betul Gilbert Agius. Makanya, sejak latihan perdana Senin (21/4) kemarin usai laga away melawan Semen Padang FC, Gilbert langsung memberikan porsi latihan dengan intensitas tinggi untuk anak asuhnya.


Bukan hanya menaikkan level kebugaran Septian David Maulana dkk, Gilbert juga cukup serius memberi arahan taktik ke pemainnya.


"Setiap pertandingan adalah final bagi kami. Kami harus menang, kalau gagal menang kami masih punya sisa empat laga yang semakin berat bagi kami," kata Gilbert, Selasa (22/4/2025).


"Lawan Borneo FC tidak mudah. Mereka masih berjuang untuk masuk di empat besar. Secara kualitas pemain, mereka juga punya kedalaman skuad yang bagus. Tidak mudah melawan Borneo FC," jelasnya.


Gilbert menyebut, dari aspek mentalitas pemain di lapangan, salah satu faktor yang menjadi evaluasi timnya yakni masalah konsentrasi.


Saat menghadapi Semen Padang, PSIS harusnya bisa membawa pulang satu poin sebab tim Mahesa Jenar mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit 94.

Namun, skor tersebut berubah sebelum wasit Nendi Rohaendi meniup peluit panjangnya. Pada menit 97, Semen Padang berhasil cetak gol sehingga skor berubah menjadi 3-2.


Situasi ini mirip seperti di pekan ke-26 saat PSIS menjamu Madura United di Stadion Jatidiri.


Hilangnya konsentrasi jelang pertandingan bubar membawa petaka. Kala itu, Madura United berhasil mencetak gol lewat serangan balik cepat di menit 94 sehingga skor akhir menjadi 1-2 untuk kemenangan Laskar Sape Kerrab. 


"Kami bisa cetak gol di menit 94, tapi kami dikejutkan dengan gol lawan di menit 97 (Melawan Semen Padang). Artinya, kami kehilangan konsentrasi disitu. Kami harus berjuang sampai akhir. Situasi kemarin seperti saat melawan Madura United," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved