Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Optimalisasi Peran Keluarga dalam Pencegahan Perilaku Bullying

Bullying merupakan fenomena yang memiliki dampak negatif terhadap pelaku maupun korban

Editor: muslimah
Istimewa
Ilustrasi Optimalisasi Peran Keluarga dalam Pencegahan Perilaku Bullying 

Disusun Oleh Dr. Ns. Dayat Trihadi, M.Kep., Sp.Kep.J ( Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )
 
TRIBUNJATENG.COM - Bullying merupakan fenomena yang memiliki dampak negatif terhadap pelaku maupun korban. Prevalensi bullying sendiri di beberapa negara Asia, Amerika dan Eropa terbilang cukup tinggi. 

Alternatif tindakan bullying sejauh ini berfokus terhadap perubahan individual baik pencegahan bullying tentu lebih utama. 

Solusi yang lebih efektif yakni program yang menjadikan sistem sosial sebagai sasaran perubahan tersebut salah satunya pendekatan keluarga sehingga didapatkan program yang dapat diterpakan kepada keluarga sebagai upaya promotif dan preventif tindakan bullying. 

FENOMENA BULLYING

Fenomena kekerasan pada anak atau dikenal dengan istilah Bullying di sekolah semakin sering ditemui baik melalui informasi di media cetak maupun di layar televisi. 

Selain tawuran antar pelajar terdapat bentuk-bentuk perilaku agresif atau kekerasan yang sudah lama terjadi di sekolah-sekolah, nemun tidak mendapat perhatian, bahkan tidak dianggap sesuatu yang serius. 

Misalnya bentuk intimidasi dari teman – teman atau pemalakan, pengucilan diri dari temannya sehingga anak menjadi malas pergi ke sekolah karena merasa takut dan terancam, sehingga memungkinkan anak menjadi depresi tahap ringan dan dapat mempengaruhi belajar di kelas.

Pelaku bullying dalam dunia pendidikan dapat dilakukan semua komponen, tidak hanya anak didik, tapi juga guru yang seharusnya berperan sebagai pendidik dan diharapkan memberikan nilai-nilai edukatif lebih bermakna bagi anak didik sebagai generasi penerus bangsa. 

Teror yang berupa kekerasan fisik atau mental, pengucilan, intimidasi, perploncoan, sebenarnya adalah contoh klasik dari apa yang biasanya disebut bullying. 

Perilaku inii sering disebut juga peer victimization dan hazing, yaitu usaha untuk menyakiti secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang/sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang/sekelompok orang yang lebih “kuat” (Djuwita, 2007) Keluarga khususnya orang tua memegang peranan penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak. 

Berbagai permasalahan dapat mempengaruhi minat anak untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Sejalan dengan itu, Astuti, (2008) menyebutkan bahwa penekanan dari sekelompok individu yang lebih kuat, lebih senior, lebih besar, terhadap individu atau bisa juga beberapa individuyang lebih lemah, lebih kecil, lebih junior, dapat

berujung pada pemerasan (meminta uang atau materi), tetapi dapat juga dalam bentuk lain dengan menyuruh korban melakukan sesuatu yang sama sekali tidak disukai oleh korban, penekanan tersebut tidak terjadi sekali ataudua kali tetapi berkelanjutan 2 bahkan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga menjadi semacam kebiasaan atau bahkan kebudayaan dari kelompok. 

Perilaku penekanan tersebut di atas biasanya disebut dengan istilah bullying atau penindasan yang dilakukan oleh teman – teman sebayanya (peer group).(Nocentini, Fiorentini, Di Paola, & Menesini, 2018) 

DAMPAK PERILAKU BULLYING

Dampak bullying dapat mengarah pada depresi sebagaii akibat adanya intimidasi, akibatnya kesejahteraan psikologis korban bullying cenderung rendah karena korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri serta tidak berharga (Korban bullying juga mengalami penyesuaian yang buruk dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau ke sekolah, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam belajar bahkan buruknya korban memiliki keinginan untuk bunuh diri pada kasus menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan atau hukuman. 

Siswa korban bullying akan mengalami permasalahan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah. 

Akibatnya mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalamjangka pendek maupun jangka panjang.(Rigby, 2012)

SOLUSI PENCEGAHAN BULLYING

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved