Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Kena PHK Tak Hilang Asa, Rusito Raih Pulung dari Ternak Ayam Kampung

Namun tidak ada yang menjamin nasib seorang. Ia ikut terkena kebijakan pengurangan karyawan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
AMBIL TELUR: Rusito, peternak asal Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, mengambil telur ayam kampung di kandang miliknya untuk dijual, Senin (28/4/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

Rusito membudidayakan ayam kampung berbagai jenis bukan sebatas untuk koleksi. Dari situ, ia berhasil mendulang rizki. Hampir seratus ekor Ayam Elba yang ia ternakkan mampu menghasilkan 40 an butir telur setiap hari.

Ia sengaja memelihara ayam itu karena produktivitas telurnya yang tinggi. Telur Ayam Elba juga punya nilai jual lebih tinggi, seperti umumnya ayam kampung.

Jika telur ayam ras dijual perkilogram, telur Ayam Elba dijual perbutir sehingga hasilnya lebih menjanjikan.

“Perbutir saya jual Rp 2500,” katanya.

Rusito bukan hanya mendulang cuan dari produksi telur ayam kampung. Ia juga menjual ayam anakan hingga dewasa dengan harga bervariasi.

Karena unik dan langka, harga jual ayam-ayamnya di atas rata-rata.

Ayam Brahma yang tergolong ayam hias misalnya, dijual seharga Rp 100 ribu untuk anakan dan Rp 550 ribu untuk satu pasang dewasa. Adapun Ayam Mardi dijual dengan harga Rp 300 ribu untuk usia 4 bulan.

Meski punya harga jual lebih mahal dari ayam kampung pada umumnya, ia mengaku tak kesulitan memasarkan.

“Kalau sulit gak, buktinya punya saya juga laku,” katanya.

Rusito tak kebingunan dalam memasarkan ayam maupun telur. Di era digital, ia terbantu dengan pemasaran online yang bisa menjangkau lebih banyak konsumen. Meski hanya peternak desa, ia berusaha mengikuti tren zaman untuk menggaet pelanggan.

Ia menerapkan manajemen bisnis yang lebih professional. Rusito mengemasi telur ayam kampungnya dengan kemasan yang menarik pelanggan. Hanya ia belum berani mempromosikan produknya secara besar-besaran karena produksi telurnya masih minimal.

“Padahal saya promosi baru lewat WA, baru menjangkau warga sini saja, itu saja sudah habis,” katanya.

Bukan hanya pemasaran yang mengandalkan online, pembayaran produk oleh pelanggannya juga banyak dilakukan secara digital.

Rusito memanfaatkan BRImo, aplikasi keluaran Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang memudahkan nasabah untuk melaksanakan transaksi digital.

Aplikasi yang terpasang di handphone nya itu memudahkan dia dan pelanggan dalam bertransaksi. Ia menyebar nomor rekening BRI nya kepada pelanggan yang ingin membayar produknya secara digital.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved