Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sosok Rasulullah Guru Dipecat Usai Memotret Rumah Penerima Bantuan yang Dikorupsi, Kini Jadi Tukang

Sosok Rasulullah guru honorer yang dipecat karena memotret rumah penerima bantuan yang dikorupsi kini menyambung hidup dengan menjadi tukang.

Editor: rival al manaf
KOMPAS.COM/NUR KHALIS
GURU HONORER DIPECAT - Rasulullah (43), guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Torjek II, Kecamatan Kangayan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur jadi tukang di kampung usai dipecat sepihak karena memotret rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2024, yang kini ketahuan dikorupsi. 

Dia sudah mengajar di SDN Torjek II sejak tahun 2020 lalu.

Setiap bulan, dirinya mendapat gaji senilai Rp 300.000.

Namun sekitar akhir tahun 2023 lalu, dia hanya mendapat gaji antara Rp 150.000-Rp 200.000 per bulan.

"Saya tidak pernah bertanya. Karena saya nggak enak dan khawatir keliru. Saya hanya tahu bahwa gaji saya berasal dari dana BOS (bantuan operasional sekolah)," ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyampaikan Pak Rasul belum masuk Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan karena hanya lulusan Paket C atau setara SMA/ Sederajat.

Sementara itu, sesuai aturan yang baru, setiap hororer harus memiliki ijazah minimal sarjana (S1).

Disdik Sumenep menambahkan, menurut keterangan pihak sekolah, diketahui bahwa prilaku Pak Rasul kurang disenangi oleh wali murid.

Namun demikian, Disdik Sumenep tidak menyebut bahwa pemecatan guru honorer yang sudah mengabdi selama 5 tahun itu karena pernah memotret rumah penerima program BSPS dan ikut mengantar tim dari kementerian saat sidak ke lokasi penerima.

Kronologi Pemecatan

Rasul bercerita bahwa pada tanggal 1 Mei 2025, dia menerima undangan rapat melalui grup pesan elektronik terkait Pembinaan dan Rapat Panitia Persiapan Perpisahan yang akan digelar di sekolah.

"Saya tidak curiga apa-apa. Hanya sempat ada wali murid yang bertanya, katanya ada undangan ke sekolah. Saya sampaikan, undangan itu hanya khusus guru, tidak dengan wali murid," ujarnya.

Guru dengan dua anak itu menyampaikan, rapat pada tanggal 3 Mei 2025 lalu itu dimulai dengan penyampaian arahan dari pengawas sekolah.

Setelah itu, tiba-tiba semua guru dan tenaga honorer lain diminta keluar ruangan kecuali dirinya.

"Saat itu hanya ada saya, Pak Modo Lelono, Kepala Sekolah, dan pengawas," tutur dia.

"Tapi setelah itu enam orang lain masuk ke ruangan rapat. Setahu saya, empat orang memang wali murid, satu orang komite, dan satu lagi orang dekat Kepala Desa (Kades) kayaknya. Namanya Husnul," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved