Anak Petani Brebes Menembus Dunia, Maulida Az Zahra Diterima 4 Universitas di AS: Jalan Terbaik

Anak Petani Brebes Menembus Dunia, Maulida Az Zahra Diterima 4 Universitas di AS: Jalan Terbaik

TRIBUNJATENG.COM - Inilah sosok Maulida Az Zahra, anak petani di Brebes yang berhasil diterima di 4 universitas di Amerika Serikat.

Maulida Az Zahra, siswi MAN 1 Brebes asal Desa Jatimakmur, membuktikan mimpi anak petani bisa menembus dunia.

Ia diterima di empat universitas ternama di Amerika Serikat dan menjadi penerima Beasiswa Garuda dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Kabar membanggakan ini viral di media sosial termasuk YouTube Short.

Maulida Az Zahra, anak dari pasangan Saepudin dan Khotimah.

Orang tuanya merupakan seorang petani.

Namun keterbatasan tak membuat langkahnya kecil.

Dengan beasiswa Garuda, Zahra berhasil diterima di empat universitas bergengsi di Amerika Serikat.

Brown University, New York University, University of Pennsylvania, dan Princeton University menyambutnya dengan tangan terbuka.

Baca juga: Yosef Petugas Damkar Bergegas ke SMK 1 Sintang Seusai Terima Perintah Komandan: Keluarga Berhalangan

Dua kampus lain, Babson College dan Columbia University, masih menunggu hasil akhir.

"Saya ingin berkontribusi bagi Indonesia," kata Maulida.

Ia bercita-cita mempelajari ekonomi, politik, dan hubungan internasional.

Sejak masuk MAN 1 Brebes jurusan MIPA, ia sudah punya tekad untuk kuliah di luar negeri.

Bukan hal mudah.

Selama dua tahun terakhir, Zahra menekuni Bahasa Inggris, mengasah kemampuan menulis personal statement, hingga membangun portofolio akademik.

Ia aktif di forum pelajar internasional dan memantau info kampus lewat media sosial.

Doa dari orang tua dan semangat dari sekolah menjadi kekuatannya.

"Saya percaya, dukungan keluarga dan guru punya andil besar."

"Tanpa mereka, saya tidak akan bisa sejauh ini,"ujar Zahra.

Pihak sekolah tak kalah bangga.

Nurhayati, Kepala MAN 1 Brebes, menyebut Zahra sebagai simbol harapan.

"Zahra menunjukkan bahwa anak desa, anak madrasah, bisa bersaing secara global."

Zahra juga menerima Beasiswa Garuda dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi RI.

Ia melihat beasiswa ini bukan sekadar bantuan dana, tetapi amanah.

Ia ingin kembali sebagai profesional yang bisa membawa perubahan di bidang ekonomi dan kebijakan publik.

Agustus nanti, Zahra dijadwalkan berangkat ke Amerika.

Tapi sebelum itu, ia masih menunggu hasil akhir dari dua universitas.

Meski begitu, hatinya sudah mantap.

"Kalau diberi kesempatan, saya ingin mengambil jurusan Statistik di NYU. Insya Allah, ini jalan terbaik," tutupnya. (*)