Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Rumpon Kerang Hijau Tambakrejo, Solusi Nelayan Jaga Laut dan Panen 40 Ton Sekali Musim

Rumpon kerang hijau Tambakrejo hasilkan 40 ton per musim dan jadi pelindung ekosistem laut dari alat tangkap tak ramah lingkungan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D
RUMPON - Pemasangan bambu oleh nelayan di Tambakrejo Semarang di laut sebagai tempat budidaya sekaligus tempat tumbuh kerang hijau/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Di bibir Pantai Tambakrejo, Semarang, tumpukan bambu bukan sekadar bahan bangunan.

Bagi nelayan setempat, batang bambu itu adalah harapan—disebut sebagai rumpon, struktur tradisional yang ditanam di laut untuk membudidayakan kerang hijau secara berkelanjutan.

Awal dekade 2010-an, kerang hijau melimpah di perairan ini. Namun, sejak 2011, tekanan dari penangkapan berlebih menyebabkan penurunan drastis populasi.

Nelayan pun sadar: laut tak bisa terus dieksploitasi. Maka, mereka berinovasi.

“Kalau kerang bisa nempel di bambu, ya kita tanam sendiri,” ujar Marzuki, nelayan setempat. Rumpon menjadi cara cerdas mengatur ulang pola tangkap—lebih dari sekadar panen, ini adalah sistem pelestarian berbasis kearifan lokal.

Dari Tumpukan Bambu Jadi Lumbung Kerang

Rumpon kerang hijau bukan sembarang bambu terapung. Di setiap batangnya, ribuan kerang hijau menempel dan tumbuh.

Dalam satu musim terakhir, dari 2.000 batang bambu yang ditanam koperasi nelayan, hasil panen mencapai 40 ton kerang hijau—dua kali lipat dari target.

Dengan harga jual Rp7.000 hingga Rp10.000 per kilogram, hasil ini bernilai ratusan juta rupiah per musim.

Saat musim tanam, stok berkurang dan harga naik, memberikan peluang lebih besar bagi nelayan.

Perlindungan Laut dan Kedaulatan Nelayan

Selain fungsi budidaya, rumpon juga menjadi "pagar laut". Ini bukan hanya untuk menandai wilayah tangkap nelayan Tambakrejo, tapi juga untuk mencegah masuknya alat tangkap besar dari luar daerah.

“Rumpon bisa menghalangi alat pengeruk dari luar. Jadi kayak pagar alami,” kata Marzuki. Dengan demikian, rumpon menjadi bentuk perlindungan ekosistem sekaligus wilayah kelola masyarakat pesisir.

Rumpon juga membuka peluang ekonomi baru: jasa mancing wisata. Banyak ikan seperti kakap dan sembilan berenang di sekitar rumpon.

Warga membuka paket mancing hanya dengan Rp25.000 hingga Rp30.000 per orang, termasuk antar jemput perahu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved