Berita Banyumas
Sederet Kejanggalan Ditemukan, Warga Duga Seleksi Perangkat Desa di Sikapat Banyumas Curang
Proses seleksi perangkat desa di Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, menuai sorotan tajam
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Proses seleksi perangkat desa di Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, menuai sorotan tajam.
Warga dan peserta seleksi yang tidak lolos menuding adanya dugaan kecurangan yang mencederai integritas tahapan ujian perangkat desa (P3D).
Sejumlah kejanggalan ditemukan dalam pelaksanaan ujian pada April lalu.
Warga bernama Suseno mengungkapkan sejak awal, transparansi sudah dipertanyakan.
Salah satunya, username dan password peserta ujian dibuat oleh panitia, bukan oleh peserta secara mandiri.
Hal itu membuka peluang manipulasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Segini Gaji Kepala Desa dan Perangkat Desa di Jateng Jawa Tengah
"Kecurigaan makin menguat ketika ditemukan flasdisk berisi soal ujian tidak disegel," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (19/5/2025).
Dalam pelaksanaan ujian, kejanggalan lainnya mencuat.
Seorang peserta memperoleh nilai 64 hanya dalam waktu 13 menit, dan peserta lain mencetak skor 92 meski dua kolom jawaban, yang masing-masing berisi 10 soal, belum terisi.
Kondisi ini memantik keresahan dan protes dari warga.
Sejumlah warga dan orangtua peserta mengadukan persoalan tersebut ke panitia dan pemerintah desa, namun tidak mendapatkan tanggapan yang memuaskan.
Bahkan dalam mediasi dengan Dinsospermades, perwakilan warga dan BPD tidak diundang.
Warga kemudian mengajukan surat keberatan kepada BPD pada 26 April, yang ditindaklanjuti dengan mediasi keesokan harinya.
Mediasi ini melibatkan camat, BPD, Babinsa, Babinkamtibmas, panitia, peserta, dan perwakilan warga.
Namun, tidak menghasilkan solusi karena panitia tidak menghadirkan tim IT maupun penyusun soal.
Sebelum mediasi kedua digelar pada 29 April, warga menemukan lembar soal dan jawaban muatan lokal di ruang mediasi.
Panitia mengakui dokumen itu berasal dari mereka, memperkuat dugaan adanya kebocoran soal.
Meski begitu, proses seleksi tetap dilanjutkan hingga tahap pemberkasan ke dinas terkait.
Kekecewaan warga memuncak.

Mereka memasang spanduk bertuliskan "Sikapat Berduka" di kantor desa sebagai bentuk protes terbuka terhadap hasil ujian dan sikap Kepala Desa yang dinilai pasif.
"Kepala Desa menyatakan semua tanggung jawab ada pada panitia. Padahal, warga menanti kepemimpinan aktif untuk menyelesaikan masalah ini," kata Suseno.
Merasa tidak didengar, warga mengirim surat kepada Bupati Banyumas pada 8 Mei 2025.
Dalam surat itu, mereka meminta agar pelantikan empat peserta yang lolos seleksi ditunda, hingga seluruh keberatan warga ditindaklanjuti.
Surat juga ditembuskan ke Polsek Sumbang dan Polres Banyumas.
Warga berharap pihak berwenang turun tangan mengusut tuntas dugaan kecurangan ini dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap proses seleksi perangkat desa. (jti)
Gas Air Mata Ditembakkan Usai Kapolresta Disoraki, Massa Berupaya Bakar Eks Gedung DPRD Banyumas |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Ribuan Orang Geruduk Kantor Bupati Banyumas, Pendopo Dilempari dan Gerbang Ambruk |
![]() |
---|
Wayang dari Limbah Kertas Semen, Inovasi Dosen Amikom Purwokerto Gaungkan Tradisi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Polresta Banyumas dan PWI Tanam Pohon di Kalipagu, Dorong Gerakan Sedekah Oksigen |
![]() |
---|
Cuaca Masih Labil, Warga Banyumas Diminta Waspada Hujan Sedang-Lebat hingga Akhir Agustus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.