Berita Regional
Jamur Agaricus sp, Keajaiban Manfaat Tersembunyi di Balik Tudung Putih
Hal tersebut terutama karena anggotanya yang paling terkenal dan banyak dikonsumsi, yaitu jamur kancing
Oleh : Budi Santoso & Entis Sutisna
Staf RKW Blora – BKSDA Jateng
TRIBUNJATENG.COM - Memasuki belantara Cagar Alam Bekutuk persis sebulan setelah hujan membasahi lantai tanah bagian Selatan pegunungan Kendeng Utara, di antara hamparan dedaunan yang membusuk dan kelembaban tanah yang menyegarkan, tersembunyi sebuah kerajaan kehidupan yang seringkali terabaikan namun memiliki peran ekologis dan ekonomi yang signifikan yaitu Kerajaan Fungi. Genus Agaricus memegang tempat yang Istimewa.
Hal tersebut terutama karena anggotanya yang paling terkenal dan banyak dikonsumsi, yaitu jamur kancing (Agaricus bisporus). Namun, keajaiban Agaricus sp. jauh melampaui sekadar hidangan lezat di atas piza atau tumisan gurih.
Menelisik lebih dalam genus ini mengungkapkan keragaman morfologi, peran ekologis yang vital, serta potensi manfaat yang terus dieksplorasi oleh para cendekia.
Baca juga: Penyebab Meninggalnya Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Stroke di Usia 48, Ini Gejalanya
Secara morfologi, anggota genus Agaricus umumnya dikenal dengan struktur tubuh buah yang khas. Tudung (pileus) yang berbentuk payung, seringkali berwarna putih, cokelat, atau keabu-abuan, menutupi bilah-bilah (lamellae) di bagian bawahnya.
Di sinilah spora, unit reproduksi jamur, diproduksi dan dilepaskan ke lingkungan. Tangkai (stipe) yang tegak menopang tudung, dan pada beberapa spesies, terdapat cincin (annulus) sebagai sisa dari selubung parsial yang melindungi bilah saat perkembangan awal. Keragaman ukuran dan warna di antara spesies Agaricus menunjukkan adaptasi mereka terhadap berbagai kondisi lingkungan dan substrat tempat mereka tumbuh.
Dekomposer penjaga ekosistem
Agaricus yang ditemukan di CA Bekutuk sangat menarik. Bukan hanya bentuknya yang menarik, Agaricus sp. memainkan peran ekologis yang krusial sebagai dekomposer atau saprofit. Mereka memiliki kemampuan unik untuk menguraikan materi organik yang kompleks, seperti selulosa dan lignin yang terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan dan hewan.
Melalui proses ini, nutrisi penting seperti karbon, nitrogen, dan fosfor dilepaskan kembali ke dalam tanah, menjadikannya tersedia bagi pertumbuhan tanaman lain. Tanpa peran dekomposer seperti Agaricus, siklus nutrisi akan terhambat, dan akumulasi materi organik akan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Hutan dan padang rumput, tempat banyak spesies Agaricus ditemukan, sangat bergantung pada aktivitas mereka untuk menjaga kesuburan tanah dan keberlangsungan hidup komunitas tumbuhan.
Potensi Sumber Pangan
Meskipun identifikasi awal belum mampu menjelaskan apakah Agaricus di CA Bekutuk ini masuk edible atau non edible, namun pengetahuan etnomikologi masyarakat dusun Gumeng, dusun kecil di dekat CA Bekutuk, menunjukkan bahwa mereka tidak mengkonsumsinya.
Penampakan Annulus mungkin menjadi tanda yang agak ilmiah mengapa mereka tidak mengkonsumsinya. Memang prinsip kehati-hatian sangat diperlukan dalam mengidentifikasi spesies Agaricus di alam liar.
Beberapa anggota genus ini memiliki kemiripan morfologi dengan jamur beracun dari genus lain, seperti Amanita. Konsumsi jamur liar tanpa identifikasi yang tepat dapat berakibat fatal.
Jaksa Negara Mundur, Gibran Kini Sendirian Lawan Gugatan Rp 125 Triliun |
![]() |
---|
Rekaman CCTV Ungkap Aksi Rezaldy Tewaskan Nenek 71 Tahun |
![]() |
---|
Buronan Nekat Datangi Polres Buat Laporan Kehilangan Tas, Ketahuan karena Grogi saat Ditanya Petugas |
![]() |
---|
Kelabuhi Pengurus Desa, 4 Tenaga Pendamping Desa Bertahun-tahun Korupsi Rugikan Negara Rp2,9 Miliar |
![]() |
---|
Kamsuri Temukan Bayi saat Hendak Berangkat Salat Subuh ke Musala, Awalnya Dikira Kucing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.