Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Musim Kemarau tapi Jateng Masih Dilanda Hujan, Banjir Rob Dimana-mana, Ada Apa? Ini Kata BMKG

Bulan Mei ini Jawa Tengah seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun Fakta di lapangan sejumlah wilayah masih diguyur hujan

|
Penulis: Msi | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D.
BANJIR - Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang banjir diakibatkan jebolnya tanggul pos 1. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Bulan Mei ini Jawa Tengah seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun Fakta di lapangan sejumlah wilayah masih diguyur hujan.

Intensitas hujan pun bervariasi, dari ringan hingga lebat.

Di sejumlah daerah, banjir rob bahkan masih terjadi. Diantaranya di Grobogan, Blora, Kendal hingga Semarang.

Hujan yang masih lebat juga membuat sejumlah wilayah menaglami longsor.

Di Semarang, terbaru tembok panel blok di kawasan Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, jebol akibat limpasan air laut, Kamis (23/5/2025). 

Akibatnya, sedikitnya 40 keluarga di Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, terdampak banjir rob dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter.

Untungnya, saat ini PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang  sudah berhasil menutup kembali pagar panel blok pelabuhan tersebut.

Langkah cepat dilakukan agar banjir rob tidak terus meluas.

Baca juga: BREAKING NEWS: Tembok Jebol di POS 1 Pelabuhan Semarang Telah Ditutup

SANDBAG - Penutupan tembok pembatas pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan sandback usai jebolnya tembok akibat tekanan air laut.
SANDBAG - Penutupan tembok pembatas pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan sandback usai jebolnya tembok akibat tekanan air laut. (DOK Pelindo)

Kemarau Basah

Lantas, fenomena cuaca seperti apa yang terjadi di Jateng?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menyebut fenomenaini sebagai kemarau basah.

Hujan yang masih mengguyur Jawa Tengah pada Mei 2025 ini disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil.

Prakirawan cuaca BMKG, Gempita Icky Dzikrillah, mmembenarkan bahwa secara klimatologis Jawa Tengah seharusnya telah memasuki kemarau

Namun suhu muka laut yang masih hangat di sekitar wilayah Indonesia memicu penguapan tinggi dan pembentukan awan konvektif yang menyebabkan hujan turun.

“Biasanya pada musim kemarau, terbentuk siklon tropis di wilayah utara Indonesia yang membuat cuaca jadi lebih cerah. Tapi saat ini, siklon tersebut belum terbentuk, sehingga potensi hujan masih tetap ada,” jelas Icky, Jumat (23/5/2025).

Fenomena kemarau basah ini pun dirasakan hampir merata di berbagai wilayah di Jawa Tengah, tidak hanya di dataran tinggi seperti Ungaran dan Wonosobo, tetapi juga di dataran rendah dan pesisir, termasuk Semarang, Demak, hingga Grobogan.

BMKG bahkan mencatat, beberapa wilayah sempat mengalami banjir akibat hujan lebat yang turun dalam durasi pendek.

“Wilayah seperti Demak dan Grobogan masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Meski tidak seintens daerah pegunungan, masyarakat tetap harus waspada,” tambahnya.

Menurut Icky, akumulasi hujan di beberapa titik bahkan bisa mencapai 50 milimeter per hari. 

Hal ini bisa terjadi baik dalam bentuk hujan ringan yang berlangsung lama, maupun hujan lebat yang turun singkat namun intens.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau tetap siaga menghadapi perubahan cuaca yang cepat. 

BMKG memprediksi hujan masih akan berpotensi terjadi di berbagai wilayah Jawa Tengah hingga sepekan ke depan.

Rob Terparah 3 Tahun Terakhir di Semarang

TINJAU ROB - Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin meninjau lokasi banjir rob yang terjadi di wilayah pesisir utara Semarang, Jumat (23/5/2025) sore.
TINJAU ROB - Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin meninjau lokasi banjir rob yang terjadi di wilayah pesisir utara Semarang, Jumat (23/5/2025) sore. (Istimewa)

Sebelumnya, tembok panel blok di kawasan Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, jebol akibat limpasan air laut, Kamis (23/5/2025). 

Akibatnya, sedikitnya 40 keluarga di Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, terdampak banjir rob dengan ketinggian air sekitar 50 sentimeter.

Hal itu dikonfirmasi, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto menjelaskan tembok yang jebol tersebut bukan tanggul utama, melainkan tembok lama dengan panjang sekitar 20 meter.

“Ini tembok lama yang melimpas, untuk tinggi temboknya sekitar 1,7 hingga 2 meter,” jelasnya.

Endro menyebutkan, kawasan terdampak awal meliputi RT 1 RW 9 Kelurahan Tanjungmas. 

Selain permukiman warga, SMP Barunawati dan area sekitarnya juga ikut terdampak genangan air.

Saat ini, BPBD Kota Semarang bersama BPBD Provinsi Jawa Tengah telah mengambil langkah antisipatif agar luberan air tidak meluas ke pemukiman warga lainnya.

Ketinggian Banjir 40 Cm

Berdasarkan pantauan dari lapangan, banjir sudah mencapai 30-40cm di kawasan Pos 1 Jalan Usman Jannatin, Jalan Amuran, dan Jalan Amperang.

Terlihat beberapa orang mulai meninggalkan kawasan pelabuhan pos 1 sembari mencicing celana, mendorong motor, ataupun menaikan ke gerobak.

Satu diantara sopir truk Agung mengatakan kondisi banjir mulai naik sekira pukul 15.00 WIB. 

"Saya sopir truk mau muat jagung. Tapi ga bisa karena airnya naik dari jam 15.00 WIB. Katanya sih jebol tanggulnya yang di pos 1," tuturnya. 

Selain Agung, Zulkifli pekerja di tanjung emas mengatakan kondisi banjir ini bisa dibilang terparah pada tiga tahun yang lalu. 

"Kalau biasanya ya banjir tapi banjir rob, ini karena jebol jadi yang parah dalam tiga tahun ke belakang ini," katanya.

Dari pantauan di lapangan banjir terus meninggi arus air laut terus menyebar ke kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Bongkar Muat Terganggu

Dari pantauan di lapangan jebolnya tanggul tersebut sekira 25 meter.

Sehingga menyebabkan air laut limpas ke kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

General Manager Pelindo Cabang Tanjung Emas, Hardianto, menyatakan aktivitas bongkar muat barang dan pelayanan penumpang masih berjalan normal.

Hingga saat ini, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Para pekerja di sekitar lokasi telah dievakuasi segera setelah kejadian.

“Prioritas utama kami adalah keselamatan seluruh pekerja dan pihak yang berada di kawasan pelabuhan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Tim tanggap darurat Pelindo langsung diterjunkan untuk melakukan mitigasi awal. 

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain pengamanan area terdampak dan pemasangan penghalang sementara untuk mengendalikan aliran air, termasuk penggunaan sand bag dan kontainer.

"Penutupan Pagar Panel Blok yang jebol akan dilakukan seiring surutnya air laut," tambahnya.

Tembok Jebol di POS 1 Pelabuhan Semarang Telah Ditutup  

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berhasil menutup kembali pagar panel blok pelabuhan yang sebelumnya roboh akibat cuaca ekstrem.

Langkah cepat ini dilakukan berkat kolaborasi antara Pelindo, Pemerintah Kota Semarang, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.

General Manager Pelindo Cabang Tanjung Emas, Hardianto mengatakan, aksi tanggap darurat ini penting untuk mencegah meluasnya air pasang ke area vital pelabuhan dan sekitarnya.

"Penutupan pagar panel yang roboh telah kami lakukan secara cepat berkat kerja sama solid dengan Pemkot dan BPBD Semarang. Selanjutnya, kami akan melakukan peninggian lining beton untuk mencegah overtopping air pasang, serta injeksi tanah (soil injection) guna mengantisipasi rembesan dan pengikisan tanah (scouring)," ujarnya, Jumat (24/5/2025).

Hardianto menegaskan, keselamatan dan keandalan infrastruktur pelabuhan menjadi prioritas utama pihaknya. 

Pelindo juga terus mendorong sinergi dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Selama proses penanganan berlangsung, lanjut dia, operasional pelabuhan tetap berjalan normal.

Super Moon

ILUSTRASI BANJIR - Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang terendam banjir rob pada tahun 2022.
ILUSTRASI BANJIR - Warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang terendam banjir rob pada tahun 2022. (TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Semarang mengimbau warga pesisir utara Jawa Tengah untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob susulan yang diperkirakan terjadi hingga akhir Mei 2025.

Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Maritim BMKG Kelas II Semarang, Ganis Erutjahjo, menjelaskan bahwa puncak pasang air laut bulan ini telah terjadi pada 20–21 Mei dengan ketinggian mencapai 205 sentimeter. 

Namun, fase purnama perigee atau Super Moon dimana kondisi bulan dekat dengan bumi di akhir bulan Mei ini berpotensi kembali memicu naiknya muka air laut.

“Fenomena bulan perigi ini akan kembali terjadi pada tanggal 28 hingga 31 Mei, di mana bulan berada sangat dekat dengan bumi. Biasanya, itu menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut,” ujar Ganis saat diwawancarai Tribunjateng, Jumat (23/5/2025).

Ia menambahkan, kenaikan air laut sebelumnya sudah cukup ekstrem. Data BMKG mencatat tinggi muka air laut normal berada di kisaran 130 cm. 

Maka kenaikan hingga 205 cm tergolong signifikan dan berisiko besar bagi kawasan pesisir.

Selain faktor gravitasi bulan, angin laut dari arah tenggara yang bertiup dengan kecepatan antara 6 hingga 20 knot turut memengaruhi tinggi gelombang dan permukaan laut.

“Kalau angin mencapai 20 knot dan terjadi saat pasang, maka gelombang akan menambah ketinggian air laut di daratan,” katanya.

Wilayah-wilayah pesisir yang selama ini rawan rob seperti Sayung (Demak), Kota Semarang, Pekalongan, Batang, Kendal, dan Jepara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. 

Sayung disebut sebagai kawasan terdampak paling parah dalam kejadian rob beberapa hari terakhir.

BMKG mengimbau masyarakat di kawasan pesisir untuk terus memantau perkembangan cuaca dan pasang surut laut melalui kanal informasi resmi BMKG.

“Kami rutin sampaikan peringatan dini lewat media sosial, media cetak, dan elektronik. Mohon warga tetap waspada dan utamakan keselamatan,” pungkas Ganis. (bud/rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved