Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Longsor Gunung Kuda

Alasan Pencarian Korban Longsor Gunung Kuda Dihentikan Sementara, Longsor Susulan Sering terjadi

Aparat mengungkap alasan pencarian korban longsor di Gunung Kuda Cirebon dihentikan lebih awal pada Minggu (1/6/2025).

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
Sejumlah petugas mundur dari titik lokasi pencarian usai longsor susulan terjadi pada Minggu (1/6/2025) siang. 

TRIBUNJATENG.COM - Aparat mengungkap alasan pencarian korban longsor di Gunung Kuda Cirebon dihentikan lebih awal pada Minggu (1/6/2025).

Padahal masih ada enam orang yang dinyatakan hilang sejak peristiwa longsoran pertama pada Jumat (30/5/2025) lalu.

Meski demikian, pemberhentian ini bersifat sementara dan akan dilanjutkan di esok hari sesuai dengan kondisi.

Pada Minggu (1/6/2025) pencarian dihentikan sekira pukul 13.30 WIB. 

Baca juga: Update Longsor Gunung Kuda Cirebon Hingga Minggu Siang, 19 Orang Ditemukan Tewas

Baca juga: Update Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon: 17 Tewas, 8 Masih Tertimbun, Evakuasi Terkendala Cuaca

Penghentian ini diambil karena tingginya risiko longsor susulan yang terus terjadi selama proses pencarian.

Selama tiga hari pencarian, longsor susulan terjadi berulang kali.

Pada malam hari pertama, longsor terjadi hingga tiga kali, sementara di hari kedua terjadi dua kali.

Longsor susulan terakhir yang cukup mengkhawatirkan terjadi pada hari ketiga sekitar pukul 10.41 WIB, memaksa petugas gabungan untuk berlari menjauh dari lokasi.

Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf Mukhammad Yusron, mengungkapkan bahwa longsor susulan masih sering terjadi.

"Longsor susulan sangat sering sekali. Hari pertama saja, di malam hari tiga kali longsor, hari kedua, dua kali longsoran, dan hari ini tiga kali longsoran, jadi sangat rawan sekali," ujar Yusron saat ditemui Kompas.com usai apel penghentian sementara.

Penghentian pencarian pada hari kedua juga berdasarkan saran dari tim inspektur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Mereka merekomendasikan penggunaan alat bantu pendeteksi gerakan tanah, bernama Total Station, untuk meningkatkan keselamatan tim evakuasi.

Yusron menyebutkan bahwa alat ini akan dikirimkan oleh tim Kementerian ESDM dan akan digunakan pada pencarian hari keempat yang dijadwalkan berlangsung keesokan harinya.

Yusron berharap alat ini dapat berfungsi secara efektif untuk mendeteksi pergerakan tanah, sehingga dapat mengurangi risiko bagi tim evakuasi.

"Saya tidak ingin proses pencarian justru menimbulkan korban jiwa baru. Oleh karena itu, penggunaan alat deteksi dini dianggap sangat penting," tegasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved